Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Mengutuk Hujan

17 Desember 2021   08:31 Diperbarui: 17 Desember 2021   08:36 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi www.piqsels.com

Dalam hujan bibir gemeretak kedinginan
Memandang marah pada langit, kenapa hujan tak sudah
Menggerutu raga kuyup basah
Oh, berapa lama harus berteduh dipenantian

Ingatan lepas pada belahan jiwa
Sayang, aku sendiri dalam deru hujan
Tubuh tanpa hangat dekapan
Tak berselimut jaket beraroma pengembara

Bisikanmu terngiang di telinga, menembus lorong hati
Dik, jangan mengutuk hujan
Lafalkan doa mustajab, hujan adalah keberkahan
Tak lagi terlontar kata mengutuk hujan, semesta menjadi saksi

FS, 17 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun