Dalam siklus kehidupan perempuan ketika beranjak dewasa ditandai dengan perubahan bentuk tubuh dan menstruasi. Menstruasi pada anak perempuan menandakan perubahan atau fase anak-anak beranjak menjadi remaja.Â
Di beberapa daerah di Nusantara, fase ini disambut dengan rasa syukur bahwa anak perempuan mereka telah menjadi remaja kemudian menjadi dewasa nantinya. Ada beberapa tradisi unik di Nusantara untuk memperingati fase baru pada anak perempuan mereka yang terkandung makna, filosofi  dan sarat budaya.
Monondaega di Minahasa
Di Minahasa ada upacara adat Monondaega yang dilaksanakan oleh suku Minahasa yang berdiam di daerah Bolaang Mongondow. Dalam upacara adat untuk anak perempuan yang kali pertama mendapat menstruasi dilakukan pemasangan anting-anting.Â
Telinga ditindik untuk pemasangan anting-anting dan gigi juga diratakan (dikedawung). Hal ini dilakukan agar kecantikan dan kedewasaannya terpancar.Â
Upacara adat ini juga sebagai rasa syukur bagi orang tua bahwa anak gadis telah menginjak masa pradewasa.
Mome'ati di Gorontalo
Upacara adat Mome'ati merupakan tradisi untuk anak yang telah mendapat menstruasi pertama dan sudah dianggap akil baliq  yang dilakukan secara Islam, yakni mengucapkan dua kalimah syahadat, membacakan rukun islam, rukun iman, rukun ihsan. Ritual ini disaksikan oleh seluruh anggota keluarga.Â
Seminggu sebelum acara diadakan molungudu yaitu mandi uap dengan ramuan tradisional lalu dilanjutkan dengan acara momonto yaitu pemberian tanda suci dengan alawahu tilihu. Alawahu tilihu adalah campuran kunyit, kapur dan air.Â