Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Monolog Tentang Keadilan

21 September 2021   09:28 Diperbarui: 21 September 2021   09:31 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang keadilan,
Lidahku berubah menjadi pedang
Bola mata ingin menelan
Tangan mengepal dalam perlawanan
Amarah membumbung siap menantang

Tentang keadilan,
Raga terpercik api membakar
Ingin memusnahkan segala rasa terpinggirkan
Membunuh intimidasi menekan
Api jiwa menjilat-jilat berkobar

Tentang keadilan,
Yang menjadi permainan dunia
Bergulir bak bola panas sulit dihentikan
Apa nurani harus dimatikan?
Pada angkara makin merajalela

Tentang keadilan,
Aku mengembalikannya pada Tuhan, dengan timbangan seadil-adilnya
Walau dunia bersorak menertawakan
Tuhan disisimu, memeluk memberi rasa keadilan
Sang pemilik ketakadilan akan menelan pahit sendiri karmanya

 FS, 21 September 2021
Puisi ini pernah tayang di sebuah blog

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun