Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dialog tentang Ibu Kita

17 September 2021   04:43 Diperbarui: 17 September 2021   04:47 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: piqsels.com

Bolehkah aku meminta sesuatu darimu?
Apa? Jangan yang berat-berat, aku tersipu
Jagalah ibumu
Aku terdiam. Termenung haru
Jaga juga ibumu, bisikku
Ibuku telah pergi, tak kulepas saat terakhirnya
Suasana hening seketika
Tergenang-genang air mata
Sedikit lagi hampir tumpah
Akhirnya banjir bak air bah

Menyebut ibu selalu kesedihan merembes di sukma
Menurutmu, ibu ibarat apa?
Sesosok bidadari dari surga
Bidadari cantik tak tersentuh bilangan usia
Tetap elok hati, lembut bersahaja

Apa jadinya diriku tanpa ibu, dirimu terkenang
Kita bertatapan dengan  air mata mengambang
Jaga ibumu, sebuah pesan selalu terngiang
Untuk ibu kita, doa dipanjatkan tak terbilang
Tentang ibu kita, semoga bertemu di surga abadi, selalu dalam kenang

FS, 17 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun