Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelestarian Aksara Incung Kerinci dalam Motif Batik Kerinci

1 September 2021   18:48 Diperbarui: 1 September 2021   18:54 1721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto Emelya Wati/dokpri

Semula pengrajin batik menggunakan pewarnaan alam seperti  kulit manggis, kulit jengkol,indigo, jalawe dan mahoni. Namun konsumen lokal kurang menyukai warna batik yang gelap dan lebih menyukai warna batik cerah. Konsumen dari luar negeri malah sangat menyukai batik dengan pewarnaan alam. Untuk mendapatkan warna batik yang cerah, pengrajin batik diajarkan menggunakan pewarna sintetis. 

Harga batik ini juga beragam, batik cap lebih murah dari batik tulis, batik cap dengan harga Rp. 130.000 dan batik tulis Rp. 300.000-Rp. 700.000, dengan ukuran bahan batik 2 m x 115 cm. Harga batik ini tidak lepas dari proses pembuatan batik yang cukup lama, seperti batik dengan pewarnaan alam butuh waktu selama 20 hari untuk selembar kain batik. Para pengrajin batik juga terus berkreasi memodifikasi batik pada jaket, baju kaos sehingga diminati anak-anak muda.

Sumber foto Emelya Wati/dokpri
Sumber foto Emelya Wati/dokpri

Batik Kerinci dengan motif aksara Incung dan juga motif lainnya berciri khas Kerinci sangat diminati oleh masyarakat Kerinci dan juga dari luar Kerinci. Apalagi penggunaan batik bagi pegawai negeri maupun pegawai swasta sebagai seragam kerja setiap hari Kamis membuat minat pada batik Kerinci semakin tinggi.

Diharapkan dengan tingginya animo masyarakat pada batik dengan motif Incung ini, masyarakat mengetahui dan berminat untuk belajar mengenal aksara Incung. Melestarikan batik sekaligus melestarikan aksara Incung, dua hal dalam pelestarian budaya. Pelestarian budaya batik karena batik merupakan warisan budaya Indonesia, milik Indonesia asli. Juga pelestarian budaya peninggalan Kerinci kuno berupa aksara Incung. Semoga bisa berkembang dan tetap lestari. 

Fatmi Sunarya, 01 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun