Seperti tahun lalu, cengkeh kembali berbuah di bulan Agustus. Tahun lalu saya juga menulis Kala Musim Cengkeh Tiba di bulan Agustus saat panen cengkeh, tahun ini dari tiga batang cengkeh baru satu yang mulai berbuah.Â
Walaupun begitu saya tetap menyambut dengan riang, terpesona pada warna buah cengkeh yang merah kehitaman. Iya, buah cengkeh akan berubah dari hijau menjadi merah kehitaman, yang menandakan sudah tua.
Di masa pandemi ini, berkebun memang kegiatan yang menyenangkan. Disamping mendapat vitamin D alami dan gratis dari cahaya matahari, sama halnya berolahraga. Menyehatkan, kata orang dusun "mencari peluh".
Dari hasil memetik cengkeh hari ini, ada sekarung kecil buah cengkeh. Buah cengkeh ini juga mesti dipisahkan dari tangkai, daunnya. Kemudian dijemur, buah cengkeh kering lebih mahal dari buah cengkeh basah. Selain buah cengkeh, tangkai cengkeh juga bisa dijual termasuk daunnya, walaupun harganya tidak terlalu mahal.
Buah cengkeh, masyarakat umum menyebutnya seperti itu. Buah cengkeh sebenarnya adalah bunga cengkeh yang dimanfaatkan untuk industri rokok dan juga industri makanan. Kalau daun dan tangkainya biasanya dijadikan minyak cengkeh untuk industri farmasi, kosmetik dan lain sebagainya.
Harga cengkeh saat ini lumayan bagus, bulan lalu saya malah menjual sisa cengkeh kering tahun lalu dan dihargai Rp. 108.000/kg. Kalau untuk tangkai biasanya lebih murah, Rp. 20.000/kg dan daunnya lebih murah lagi Rp. 3.000/kg.
Dari zaman dulu Indonesia memang terkenal penghasil rempah yang merajai pasar dunia. Indonesia adalah negara penghasil cengkeh terbesar di dunia. Ditengah keadaan ekonomi yang tidak baik karena pandemi, kita (petani) berharap harga cengkeh tidak anjlok dan tetap stabil, atau harga lebih tinggi.Â
Kita juga berharap hasil produksi cengkeh Indonesia juga meningkat. Sehingga cengkeh tetap menjadi sang primadona rempah. Tetap optimis petani Indonesia ditengah ekspor cengkeh yang menurun karena pandemi berdampak pada ekonomi dunia.
Semoga juga cengkeh di belakang rumah ini lebat berbuah. Salam cengkeh.
FS, 7 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H