Kopi, bak punya mata dan telinga
Nanar menatap kita yang bicara
Mendengar kisah teruntai tanpa koma
Kopi menyisakan ampas, meminta seduhan kedua
Aroma kopi membius, percakapan usah usai
Genggaman semakin erat menahan lambai
Sudikah tinggal sebentar saja. Air mata hampir berderai
Esok, kita sudah terpisah dalam rentang jarak  tak tergapai
Menyeduh kopi, menghirup aroma kopi
Menikmati teguk demi teguk seraya membaca hati
Hati yang enggan pergi
Entah kapan musim berganti, terdengar denting beradu cangkir kopi
FS, 06 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H