Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyeduh Kopi, Membaca Hati

6 Agustus 2021   14:41 Diperbarui: 6 Agustus 2021   15:11 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-sghvg

Kopi, bak punya mata dan telinga
Nanar menatap kita yang bicara
Mendengar kisah teruntai tanpa koma
Kopi menyisakan ampas, meminta seduhan kedua

Aroma kopi membius, percakapan usah usai
Genggaman semakin erat menahan lambai
Sudikah tinggal sebentar saja. Air mata hampir berderai
Esok, kita sudah terpisah dalam rentang jarak  tak tergapai

Menyeduh kopi, menghirup aroma kopi
Menikmati teguk demi teguk seraya membaca hati
Hati yang enggan pergi
Entah kapan musim berganti, terdengar denting beradu cangkir kopi

FS, 06 Agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun