Lemang merupakan makanan tradisional Kerinci yang disajikan dalam perayaan-perayaan seperti acara kenduri adat, kenduri Sko, kenduri setelah panen padi juga menyambut lebaran.Â
Melemang adalah membuat lemang dalam bahasa Kerinci, sejak dulu tradisi melemang di malam lebaran sudah turun temurun. Malam lebaran asap-asap lemang mengepul seiring kegembiraan menyambut lebaran.Â
Ada yang masih mempertahankan tradisi melemang dan ada juga yang tidak. Dengan beberapa alasan, karena memang tidak ingin membuat lemang, tidak ingin repot melemang karena melemang prosesnya cukup lama 4-5 jam, dan juga tidak setiap orang bisa melemang.Â
Jika dulu, lemang adalah kuliner atau hidangan utama di hari lebaran, sekarang sudah tidak begitu wajib ada lemang. Namun untuk kenduri Sko/kenduri adat, lemang adalah makanan wajib harus tersedia.Â
Lemang yang berbahan beras ketan, santan dan buluh bambu ini mempunyai filosofi bagi masyarakat Kerinci yakni seruas bambu lemang berarti satu kata mufakat atau satu tujuan.Â
Sementara beras ketan berarti erat dan kuatnya tali persaudaraan  dalam masyarakat Kerinci. Dan air santan berarti putih hati atau mempunyai keikhlasan
Seiring waktu, lemang dimodifikasi dengan bahan yang bukan dari beras ketan. Diantaranya adalah lemang dengan bahan dasar labu, labu dalam beberapa dialek bahasa Kerinci ada yang menyebut temenggai, temenggi dan penggi.Â
Karena begitu banyak dialek di Kerinci. Ada juga yang membuat lemang pisang, lemang singkong. Untuk Lemang labu/lemang temenggai bahannya adalah : labu, tepung beras, gula pasir atau bisa juga gula merah, santan, garam, vanili.