Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penyair Itu Sudah Mati

19 April 2021   08:13 Diperbarui: 19 April 2021   08:17 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyair itu sudah mati
Tak ada pagi menyeruput kopi
Menyendiri membingkai puisi
Bertelanjang kaki berlari di bumi
Penyair itu sudah mati
Aksara menangisi
Tak ada yang memunguti
Merangkum menjadi kata indah bertali-tali
Penyair itu sudah mati
Tak ada yang peduli
Hanya terdengar puisi dibacakan sekali-kali
Menggema di lorong sepi

Penyair itu sudah mati
Tak setitikpun air mata menangisi
Hanya tertinggal nama tertulis di pojok kiri
Pada berserakan ribuan puisi

FS, April 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun