Saya berkenalan dengan Abdul Azis ketika kami berdua ditunjuk sebagai admin sebuah grup FB Kompasianer Penggila Puisi (KPP). Waktu itu Azis sangat bersemangat dalam dunia puisi-puisinya. Hingga akunnya diblokir dan dia sempat down. Tapi saya dan teman-teman memberi semangat untuk tetap menulis. Dan dia mulai menulis lagi dengan akun yang baru, tapi tidak begitu menggebu seperti saat awal mulai menulis dulu.
Seperti saya juga, semangat menulis sering naik turun. Dia pun pernah rehat dalam menulis. Saya hanya tahu kalau dia tinggal di Kediri dan yatim piatu. Makanya ketika dia memanggil saya dengan sebutan bunda, saya tidak menolaknya.
Kami berdua juga bergabung dalam Inspirasiana. Beberapa waktu yang lalu dia sempat istirahat menulis karena sakit. Kala saya tanyakan sakit apa, dia menolak menjawabnya.
Dia sering curhat, kalau tidak kuat menjalani hidup ini. 'Bunda, aku ngga kuat," katanya suatu ketika. Saya memarahinya, kuatkan mental, hidup memang harus berjuang. Jangan menyerah. Saya mengerti, dia masih muda, masih sering galau
Saat ulang tahunnya tanggal 28 Oktober 2020 lalu, saya memberinya puisi dan dia menangis. Terima kasih bunda, katanya berkali-kali.
Le, kita pernah berbincang
Tentang puisi-puisi sekeras karang
Puisi lembutpun pernah terkarang
Tentang Anggraeni, perempuan yang kau sayang
Le, jadilah dirimu sendiri
Keras kehidupan menempa diri
Tak perlu menjadi orang lain dalam berpuisi
Bukankah kita menulis dari hati, bukan oleh ambisi
Le, selamat hari jadi
Semoga bahagia menyertai
Sukses untukmu menanti
Tetap semangat mengarungi hidup yang kau jalani
FS, 28 Okt 2020
Dia chat saya tanggal 21 Januari 2021 lalu, mengajak kolaborasi dalam sebuah lomba puisi dan pembacaan puisi. Maksudnya, saya yang buatkan puisi dan dia yang bacakan. Sayangnya, hari itu saya lagi SWAB di rumah sakit.