Kau bertanya, kenapa aku diam
Dingin, bak batu pualam
Bukankah batu pualam indah dalam diam
Cobalah kau pandang dalam cahaya temaram
Batu pualam menyimpan langkah kaki
Tamtamtam, menapak, menginjak tiap hari
Lalu menunggu sukarela orang-orang yang membersihkan diri
Kilap pun kembali
Mungkin aku ingin seperti batu pualam
Berseri dalam diam
Menopang langkah berdentam
Merajut cerita dalam bungkam
FS, 24 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H