Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalan Sunyi

22 Oktober 2020   20:37 Diperbarui: 22 Oktober 2020   21:41 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit terasa runtuh, tangan dalam lambaian
Rindu pun tak menjadi harapan
Jalan terbentang panjang
Untuk ditempuh dalam lengang

Ingatlah kala cengkerama tak berkesudahan
Menulis sebuah puisi picisan
Tawa berderai-derai
Menangisi kata terberai

Suatu ketika, takjub tak bergeming
Dirimu mengenakan blangkon, memainkan gending
Nang ning nong
Nang ning nong

Jalan sunyi menanti
Tanpamu, dunia bak tak berpenghuni
Asa masih kulambungkan ke angkasa
Akankah berpelukan lagi menikmati Arunika berdua?

Fatmi Sunarya, 22 Oktober 2020

Arunika = cahaya matahari pada pagi dimulai/sunrise

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun