Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kapal Tanpa Nakhoda

10 Oktober 2020   08:17 Diperbarui: 10 Oktober 2020   15:26 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tonny Syiariel/dokpri

Kita adalah kapal tua
Kini, tak bernakhoda
Kapal tua yang dulunya perkasa
Apakah kini menunggu kematian tiba?

Dikagumi dalam marwah hebat
Pernah dihempas ombak dahsyat
Pernah ditelan gelombang pasang
Tetap tegap berlayar tenang

Kapal tua,
Apakah masih punya haluan
Ke mana arah dan tujuan
Di mana penumpang menyandarkan harapan
Kapal tua diam di keheningan

Kapal tua tanpa nakhoda
Diam membatu di dermaga
Sauh tertambat erat
Menunggu kisahnya diceritakan dalam sebuah hikayat

Fatmi Sunarya, 10 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun