Dingin, sangat dingin membuat kau menggigil hebat
Ini musim kemarau, suhu hanya lima derajat
Tubuhmu dingin beku walau kupeluk erat
Reyn, parasmu begitu pucat
Hipotermia, itu yang kukira
Kuselimuti sang bidadari tak berdaya
Hanya gemeletuk terdengar, diam tak bicara
Bertahanlah, kugendong turun dirimu dengan kecamuk rasa
Denyut nadimu makin lemah
Kita sudah menaklukkan Puncak Gunung tertinggi nan gagah
Baru tadi, kau kupotret tersenyum renyah
Reyn, Reyn...aku mulai menangis dengan rasa bersalah
Reyn, gadis yang takjub memandang edelweiss
Telah tertidur panjang dengan senyum termanis
Suara tlah parau dalam raung
Segenap kesedihan sulit dilarung
Reyn, terakhir dirimu melihat edelweiss kali ini
Edelweiss, bunga abadi yang mengantarmu ke alam abadi
Fatmi Sunarya, 29 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H