Pohon tua termangu tanpa kawan
Akar menyembul, tak lagi dengan bumi berdekapan
Angin topan akan melahap hingga terjungkal
Rebah dan menemui ajal
Pohon tua merindu
Pada benih yang tumbuh menjadi bayi-bayi pohon nan lucu
Menjadi anak-anak lalu remaja hingga tegak dewasa
Kami hanya ingin bumi tetap terjaga
Ke mana manusia-manusia?
Apa begitu berat tangannya menyelip ke tanah sebutir benih saja
Mereka riang, menyaksikan raga berubah bongkahan kayu
Tak bernyawa, dibakar menjadi abu
Pohon tua begitu mengharap
Ramai sebuah rumah yang bernama bumi dalam indah lanskap.
FS, September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H