Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Religi ke Masjid Kuno Lempur Mudik

23 Agustus 2020   23:16 Diperbarui: 24 Agustus 2020   00:07 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empat tiang saka guru/Foto Fatmi Sunarya

Pada tulisan terdahulu, penulis telah menyajikan artikel Wisata Religi ke Masjid Keramat Pulau Tengah. Nah kali ini, masih dalam Wisata Religi, penulis ingin menyajikan artikel Masjid Kuno Lempur Mudik yang terletak di Lempur Mudik, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Masjid ini termasuk Masjid tertua di Kerinci yang dibangun pada tahun 1887 atau sekitar abad ke 19 M.

Tampak Belakang Masjid Kuno Lempur Mudik/Foto Fatmi Sunarya
Tampak Belakang Masjid Kuno Lempur Mudik/Foto Fatmi Sunarya

Masjid Kuno Lempur Mudik, awalnya terbuat dari kayu dan beratap ijuk. Tapi saat ini sudah menjadi bangunan semi permanen dengan atap seng dan lantai semen. Atapnya berbentuk atap tumpang dua dengan puncak atap berupa bulan sabit dan bintang.

Luas bangunan Masjid Kuno Lempur Mudik tidak terlalu besar dengan ukuran 11 x 11 m. Jumlah tiangnya 16 tiang kayu dengan hiasan pahat bermotif sulur-suluran, dengan rincian empat tiang saka guru dan dua belas saka rawa. Saka guru artinya sesuatu yang jadi penegak atau tiang utama, sedangkan saka rawa diartikan tiang penyangga.

Empat tiang saka guru/Foto Fatmi Sunarya
Empat tiang saka guru/Foto Fatmi Sunarya

Ukirannya sangat unik karena ukiran khas Kerinci  berupa ukiran terawangan sulur gelung. Keunikan lainnya adalah terdapat tempat muadzin mengumandangkan adzan berbentuk panggung kecil yang menempel di tiang utama. Dinding Masjid Kuno Lempur Mudik ini juga dari kayu dengan ukiran motif flora/bunga.

Pintu Masjid/Foto Fatmi Sunarya
Pintu Masjid/Foto Fatmi Sunarya

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Panggung kecil muadzin/Foto Fatmi Sunarya
Panggung kecil muadzin/Foto Fatmi Sunarya

Masjid Kuno Lempur Mudik yang beratap tumpang dua ini memiliki kemiripan dengan arsitektur Masjid Demak. Hal ini tidak terlepas dari penyebaran agama Islam pada zaman dahulu.

Seperti Masjid tua lainnya di Kerinci, dinding kayu Masjid Kuno Lempur pakunya terbuat dari kayu dan tiang kayu Masjid Kuno Lempur Mudik tanpa paku alias hanya berupa pasak kayu. Penggunaan pasak kayu menyebabkan Masjid Kuno Lempur Mudik ini tahan akan gempa.

Tangga menuju tempat muadzin/Foto Fatmi Sunarya
Tangga menuju tempat muadzin/Foto Fatmi Sunarya

Langit-langit Masjid/Foto Fatmi Sunarya
Langit-langit Masjid/Foto Fatmi Sunarya

Masjid ini sejak tahun 1931 tidak dipergunakan untuk tempat beribadah lagi karena sudah ada Masjid baru yang dibangun di sekitar Masjid Kuno Lempur Mudik ini. Seperti Masjid baru lainnya, Masjid baru ini lebih luas dan juga megah.

Tampak menara masjid baru di sekitar Masjid Kuno Lempur Mudik
Tampak menara masjid baru di sekitar Masjid Kuno Lempur Mudik

Seperti Masjid Keramat Pulau Tengah, Masjid Kuno Lempur Mudik juga masuk dalam Cagar Budaya yang di lindungi Undang-undang no 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Letak Masjid Kuno Lempur Mudik ini persis di pinggir jalan raya dan di beri pagar.

Pada saat berkunjung, penulis sangat beruntung karena yang memegang kunci masjid adalah istri dari almarhum sahabat penulis. Di kasih kunci, buka masjid sendiri. Menurut penuturannya, masjid kadang-kadang di pakai untuk anak-anak belajar mengaji saja. Tapi di masa pandemi kegiatan tersebut tidak aktif lagi.

Masjid Kuno Lempur Mudik sebagai Cagar Budaya/Foto Fatmi Sunarya
Masjid Kuno Lempur Mudik sebagai Cagar Budaya/Foto Fatmi Sunarya

Sebagai Masjid Tua yang bersejarah dan bernilai arsitektur tinggi serta sebagai Cagar Budaya, selayaknya kita jaga untuk menjadi warisan budaya. Kita harus menghargai apa yang telah di wariskan oleh nenek moyang kita. Keunikan seni ukir khas Kerinci harus tetap dilestarikan. Mungkin saat ini bangunan rumah masyarakat tidak kita temukan lagi ukiran-ukiran khas Kerinci.

Sekarang, masyarakat lebih memilih rumah-rumah dengan desain moderen. Harapan kita Masjid Kuno Lempur Mudik ini tetap tegak berdiri, tetap lestari. Semoga Pemerintah yang sudah menetapkan Masjid Kuno Lempur Mudik ini sebagai Cagar Budaya tetap dapat memberi perhatian pada Masjid ini. 

FS, 23 Agustus 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun