Tujuh puluh lima, hanyalah angka
Dalam usia, itu sudah tua
Bak kakek yang menopang jalan dengan tongkat kayu
Bak nenek pikun lupa waktu
Tujuh puluh lima, mungkin ajal akan tiba
Kaya raya tapi punya hutang dimana-mana
Akan di warisi kepada anak, cucu, cicit dan seterusnya
Sampai mereka heran, kenapa mereka harus membayarnya
Tujuh puluh lima, tapi semangat tetap empat puluh lima
Hanya berharap, bertahan sepanjang masa
FS, 16 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H