Pada tahun 2018 lalu saya menyempatkan diri untuk ke Candi Muaro Jambi. Kemudian di Tahun 2019 Kantor kami se-Provinsi Jambi juga mengadakan acara untuk Pembinaan Kesekretariatan di Candi Muaro Jambi. Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi. Jarak dari Kota Jambi menuju Candi Muaro jambi hanya 26 km dengan waktu 30 menit saja.
Komplek Candi Muaro Jambi ini luasnya berkisar 12 km persegi, kira-kira 8 kali luasnya dari Candi Borobudur, Komplek candi terluas di Asia Tenggara. Komplek Candi Muaro Jambi memiliki panjang lebih 7 km dengan luas 260 Â Hektar.
Candi Muaro Jambi disebut-sebut sebagai situs kota kuno di Sumatera yang merupakan komplek percandian Hindu dan Budha. Candi Muaro Jambi diperkirakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.
Dalam sejarah Jambi disebutkan bahwa Candi Muaro Jambi ditemukan pada tahun 1824 oleh S.C Crooke, Letnan Inggris yang melakukan pemetaan daerah aliran sungai. Pemugaran candi baru dilakukan pada tahun 1975 oleh Pemerintah Indonesia dengan dipimpin R. Soekmono.Â
Dari beberapa penelitan arkeolog, Candi Muaro Jambi dihuni dan bertemunya berbagai budaya yang berasal dari Persia, China serta India. Agama Budha Mahayana Tantragana merupakan agama mayoritas dengan ditandai ditemukannya lempeng-lempeng bertuliskan wajra pada candi. Pakar efigrafi Boechari memperkirakan Candi Muaro Jambi peninggalan abad 9-12 masehi,
Dalam komplek Candi Muaro Jambi berisi 61  bangunan candi berupa gundukan  tanah (menapo) yang belum di gali (diokopasi). Ada Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kedaton dll. Jadi disini tidak seperti di Borobudur, candi-candi menyebar di Komplek Candi Muaro Jambi ini. Candi terdiri dari batu bata merah yang terdapat pahatan relief, bukan berasal dari batu kali atau alam.
Candi Muaro Jambi merupakan tujuan wisata jika kita singgah di Kota Jambi, karena jarak dari Kota Jambi tidak terlalu jauh. Dari tempat parkir kenderaan roda empat, kita bisa menyewa sepeda ke Komplek Candi Muaro Jambi atau menumpang Becak Motor.
Pada saat saya mengunjungi Candi Muaro Jambi di akhir tahun 2018, saya sangat beruntung menyaksikan aktifitas keagamaan yang dilakukan di Candi Muaro Jambi.Â
Komplek Candi Muaro Jambi yang berada di pinggir Sungai Batanghari dan luas, sangat rentan akan kerusakan kawasan situs. Perusahaaan tambang yang menggunakan Daerah Aliran Sungai Batanghari yang dekat dengan Candi Muaro Jambi di yakini merusak situs candi.
Belum lagi tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab dikuatirkan merusak situs candi ini. Saat ini Pemerintah Provinsi Jambi berencana untuk pengelolaan Candi Muaro Jambi melibatkan Komunitas pecinta Budaya dari masyarakat sekitar candi. Agar candi Muaro Jambi ini bisa dilestarikan secara bersama-sama.
Di samping membantu perekonomian masyarakat sekitar, juga turut bersama-sama melestarikan Situs kawasan candi ini. Semoga berbagai upaya yang dilakukan untuk pelestarian candi ini bisa di lakukan untuk keberlangsungan kelestarian Candi Muaro Jambi ini.
FS, 11 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H