Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mata

9 April 2020   21:10 Diperbarui: 9 April 2020   21:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi www.paisajesybodegones.com

Lihatlah,
Mataku tak teduh lagi
Tak ada yang mengalir
Tak ada yang tergenang
Lihatlah,
Mataku merah
Didalamnya ada benci
Didalamnya ada amarah
Didalamnya ada dendam

Seorang mengusap mataku
Hentikan matamu untuk dunia
Matamu terlalu berat
Matamu jangan sampai buta

Aku menutup mata perlahan
Pandang tembus ke langit berlapis-lapis
Warna merahnya memudar
Kembali bersih bercahaya

Duka, 09 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun