Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gadisku

7 Maret 2020   22:30 Diperbarui: 7 Maret 2020   22:32 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://asahybaidha.wordpress.com

Berlarian di sebuah padang
Muka perempuan itu merah terpanggang
Hai gadis, nanti wajahmu hitam
Dia mencibir, aku tak takut menjadi kusam
Dan dia mengejar kupu-kupu
Berusaha menangkapi kelinci lucu
Berguling bersama seekor anak kambing
Aku terkagum, energinya tiada tanding.

Langit mulai jatuh rintik
Masih menunggui dia yang asyik
Hai gadis, nanti kau flu
Dia mengejek, aku tak takut sakit
Nanti juga aku akan mati
Mungkin sebentar lagi

Jangan bilang mau pergi, kataku marah
Gadis periang terdiam
Menutupi  hidung yang berdarah
Menyembunyikan muka muram

Hei gadis, kau sakit apa
Kenapa kau sembunyikan derita
Dia mulai pucat pasi
Gadis, dari dunia kau tak boleh menepi
Gelak tawa kita masih terngiang
Peluh bau kambing belum hilang

Gadisku, aku sedang memohon
Tuhan, panjangkan usianya

@fatmisunarya, 7 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun