Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berwisata ke Gua Tiangko, Jejak Peradaban Purbakala

13 Januari 2020   18:05 Diperbarui: 13 Januari 2020   18:10 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alam Sumatera selalu menantang untuk di jelajahi, begitu banyak gunung, danau, air terjun, gua, rawa. Tergantung ingin tantangan yang bagaimana untuk petualangan anda. Sebagian besar aksesnya bisa dijangkau dengan kenderaan dan juga jalan kaki.  Provinsi Jambi yang berada di pesisir timur bagian tengah Pulau Sumatera juga kaya akan wisata alam. Sarana dan prasarana yang tersedia makin baik sehingga kita bisa mengakses ke berbagai tempat wisata.

Untuk Provinsi Jambi, Kabupaten Kerinci yang memiliki objek wisata terkaya dan menjadi branding (ikon) wisata jambi. Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Propinsi Jambi, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Propinsi Jambi tahun 2018 mencapai 10.887 orang meningkat 5.509 orang (102%) dibandingkan tahun 2017. Kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke Jambi mencapai 2.388.673 orang, naik 231,896 orang (11%) dibandingkan tahun 2017.

Dokpri
Dokpri
Pada 12 Januari 2020 lalu, penulis ingin berwisata kuliner ke Kabupaten tetangga tepatnya di Sungai Manau Kabupaten Merangin yang lagi musim durian. Tidak sekedar ingin menikmati buah durian yang terdapat disepanjang jalan, penulis juga mencari informasi wisata yang terdapat di Sungai Manau. Salah satunya adalah Gua Tiangko.

Penulis yang berdomilisi di Kota Sungai Penuh cukup jauh melakukan perjalanan ke Sungai Manau. Dengan jarak Sungai Penuh -- Sungai Manau +113 Km dengan menggunakan kenderaaan bermotor roda dua. Akses Jalan yang bagus sehingga memakan waktu perjalanan lebih kurang 3 Jam. 

Dokpri
Dokpri

Gua Tiangko terletak di Desa Tiangko, Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Dari Pasar Sungai Manau menuju Desa Tiangko lebih kurang 3 Km dengan akses jalan pengerasan. Setelah tiba di Desa Tiangko dan sampai di lokasi dekat gua, kalau dengan motor bisa langsung ke  Gua Tiangko dan jika menggunakan mobil, cukup 10 menit berjalan kaki ke lokasi.

Dokpri
Dokpri
Gua Tiangko termasuk Cagar Budaya, yang dilindungi dengan UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Gua ini dinamakan Tiangko karena terletak di Desa Tiangko. Dengan luas 206 meter dan lebar bagian depan 4 meter dan bagian belakang 11,5 meter. Pada gua terdapat batu kapiler yang membentuk stalagtit dan  stalagmit dengan berbagai ukuran.

Seperti diketahui stalagtit adalah mineral sekunder yang menggantung di langit-langit gua kapur sedangkan stalagmit adalah batuan yang terbentuk di lantai gua dari hasil tetesan air di langit-langit gua. Dinding-dinding gua bisa dilihat semacam grafiti. 

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Gua cukup terang karena mulut gua berukuran besar dengan lantai gua pasir putih bebatuan. Dinding gua berbentuk cerukan yang sudah ditumbuhi. Apakah ada kelelawar? Karena penulis berkunjung di siang hari, penulis menemui dan mencium bau kotoran kelelawar.

Dokpri
Dokpri
Yang menarik gua ini dari gua-gua lainnya adalah adanya sejarah  tentang kehidupan di zaman purbakala. Berdasarkan penelitian oleh Bennet Bronson dan Teguh Asmar pada tahun 1974, Gua Tiangko adalah pemukiman tertua di Jambi. Disini ditemui artefak berupa alat serpih dibawah stratum yang mengandung pecahan gerabah dengan penanggalan diperkirakan antara 10250- 140 BP (BP atau Before Present adalah skala waktu dalam ilmu geologi yang menunjukan kapan suatu peristiwa terjadi di masa lalu).

Kemudian berdasarkan Laporan Sigit Eko Prasetyo, Survey Arkeologis Potensi Gua di Jambi tahun 2014, Gua Tiangko termasuk berpotensi hunian tua pada masa prasejarah. Dalam laporan Sigit Eko Prasetyo dari 17 gua yang terdata, terdapat 6 gua yang berpotensi  hunian yaitu Gua Tiangko Panjang, Gua Ulu Tiangko, Gua Reben, Gua Dalam, Gua Muara Panco 1 dan Ceruk Muara Panco 1. Terdapat bukti artefak seperti alat serpih, gerabah dan artefak tulang. Gua yang merekam jejak zaman prasejarah ini memiliki struktur bawah tanah yang unik dan rumit menyerupai sebuah labirin.

Dokpri
Dokpri
Gua Tiangko yang merupakan Cagar Budaya ini sangat disayangkan tidak ada perawatan dari instansi terkait dalam hal ini dibawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar Budaya. Masih ada aksi vandalisme dari pengunjung yang mencoret-coret dinding gua. Sebagai Cagar Budaya yang dilindungi oleh UU No. 11 tahun 2010, yang merusak Cagar Budaya bisa dijatuhi pidana. Sangat diharapkan pihak terkait bisa melestarikan, menjaga jejak pemukiman tertua Jambi ini.

(Sumber)

Sungai Penuh, 13 Januari 2020

@fatmisunarya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun