MENELADANI TRAGEDI KARBALA: "KESABARAN, KEADILAN, DAN KESETIAAN"
Oleh : Marita Restyani *
Setiap memasuki bulan Muharrom , terdapat banyak peristiwa -peristiwa sejarah setidaknya ada kurang lebih 12 peristiwa sejarah diantara salah satunya yakni "Perang Karbala" ini .Perangini terjadi ketika Sayyid Husain bin Ali berusia sekitar 58tahun tepatnya terjadi pada tanggal 10 Muharram tahun 61 Hijriyah (10 Oktober 680 Masehi) di kota Karbala, Irak. Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam karena melibatkan tragedi yang menyayat hati umat islam khususnya juga bagi kaum syiah .Tidakkah umat Islam menjadikan tonggak sejarah sebagai pembelajaran dan keteladan yang ada dalam kisah tersebut.
Latar Belakang Perang Karbala
Perang Karbala bermula dari perselisihan suksesi kepemimpinan dalam umat Islam setelah wafatnya Khalifah Utsman bin Affan. Mulanya muawiyah menuntut ali agar segera mengusut pembunuh utsman bin affan .Karena Ali belum juga bertindak dengan alasan situasi masih memanas, Muawiyah melakukan pemberontakan dan berusaha untuk merongrong serta merebut kursi kekhalifahan. Konflik kedua kubu ini terus berlanjut dan diwariskan kepada pemerintahan selanjutnya.
Pada waktu Yazid bin Muawiyah naik tahta terdapat pemberontakan dan perselisihan besar .Perselisihan tersebut melibatkan dua kelompok besar, yaitu kelompok yang mendukung Yazid bin Muawiyah sebagai penguasa berikutnya dan kelompok yang menentangnya di bawah pimpinan Imam Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW
Namun, perselisihan ini berubah menjadi tragedi besar ketika pasukan Yazid mengepung Imam Husain dan keluarganya di Karbala. Pasukan Yazid yang jauh lebih besar, menghadapinya dengan cara yang tidak manusiawi, sehingga terjadi pertempuran sengit yang berakhir dengan syahidnya Imam Husain dan 72 pengikutnya, termasuk wanita dan anak-anak.
Kesabaran dalam Menghadapi Cobaan
Salah satu pelajaran penting yang bisa kita ambil dari perang Karbala adalah nilai kesabaran dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup. Imam Husain dan para pengikutnya menunjukkan ketabahan dan ketegaran jiwa meskipun mereka berhadapan dengan pasukan yang lebih besar dan persis di tengah padang pasir yang tandus dan tandus. Meskipun tahu bahwa akhirnya mereka akan menghadapi kematian, mereka tetap teguh memegang prinsip kebenaran dan menolak tunduk pada kezaliman.
Keadilan sebagai Prinsip Utama