ADA banyak hal yang sangat menarik dari sosok 'Perempuan Indonesia satu ini sehingga sebagai Penulis Moody, aku tergelitik untuk menulis.
Lembut dan ayu, itu kesan paling pertama dari penampilan Ayunda Dr Nirmala Chandra Kirana Motik, SH, MH., 65 tahun. Rambutnya hitam tergerai  hampir betis. Lurus tanpa kusut. Sangat unik bagi jaman kini di mana perempuan cenderung memilih model praktis sebahu atau lewat sedikit saja.
Padahal secara aktifitas, Ayunda Chandra Motik bukan pula seorang perempuan non aktif. Jati dirinya sebagai satu-satunya perempuan senior di kemaritiman tentunya banyak menyita waktunya. Terlebih ia jug seorang praktisi hukum dan memiiliki kantor biro hukum di kawasan Menteng. Tidakkah cukup repot merawat rambut panjangnya?
Ayunda tersenyum, "Saya memiliki rambut panjang sejak sebelum  menikah tahun 83. Jarang disisir hingga tidak rontok kecuali sedikit saja," katanya.
Selain rambut panjangnya yang menarik perhatian, kelembutan gesturnya yang menyiratkan sebagai perempuan priyayi juga menjadi daya tariknya yang tak tersembunyikan. Agak berbeda dengan kakaknya -- Dewi Motik Pramono yang cenderung trengginas dan lincah di jamannya, Ayunda Nirmala Chandra lebih banyak berbicara dengan senyumnya sehingga  penampilannya sebagai citra Perempuan Indonesia hampir sempurna.
Padahal aktifitas Ayunda Chandra sendiri seringkali harus berada di lingkungan para laki-laki yang notabene menuntut ketangkasan bergerak serta kecakapan bersikap. Apalagi sepanjang usia pertumbuhannya, Ayunda Chandra lebih sering bergaul dengan kalangan laki-laki sehingga tak heran bila tabiat dan pembawaannya sangat tomboy. Ia bahkan berkecimpung dengan ilmu beladiri Kempo tanpa sepengetahuan orangtuanya.
Ayunda tomboy? Menurut buku berjudul  Samudera Kehidupan yang merupakan perjalanan sekilas latarbelakang kehidupan Ayunda Chandra, memang demikianlah... bahwa Ayunda Chandra adalah gadis tomboy di usia remaja. Ajaib. Hampir tak terlihat bekasnya dalam penampilannya sekarang ini. Di acara-acara tertentu, Ayunda justeru selalu tampil dengan rambut bergelung konde, kebaya dan kain tradisional serta aksesoris kultural yang sangat lekat dengan citra perempuan sejati.
Sungguh, sebagai perempuan, Ayunda Chandra adalah perempuan yang hampir sangat sempurna;  terpelajar, cantik, sukses dalam karir dan rumahtangga, ibu yang ngemong, isteri  yang setia, juga hamba Allah yang sangat menjaga tiang agama. Subhanallah. Superb.
Sebagai makhluk sosial, Ayunda Chandra juga sangat mudah mengulurkan bantuan pada siapapun yang membutuhkannya. Ia sangat ramah pada siapapun tanpa merasa diri eksklusif. Inilah cermin kematangan spiritual seorang hamba.
Ayunda yang kelahiran Palembang, 18 Pebruari 1954 ini  adalah Anak Menteng , lahir dan besar di kalangan 'penggede' dan tinggal di daerah Menteng. Taman Surapati adalah taman tempatnya bermain saat kecil, bersepeda dan  berlarian di sana.  Dan Mesjid Sunda Kelapa adalah Mesjid yang didirikan oleh ayahandanya, BR Motik alias Basyaruddin Rachman Motik.