Dan dalam dialog UAS dengan Prabowo kemarin sempat pula UAS bilang,Â
"Ini adalah karunia besar bagi Bapak  karena para Ulama Kasyaf  yang tembus alam gaib pun mendukung Bapak."
Plong. Hatiku tiba-tiba menjadi laksana sahara luas tanpa tebing ketika UAS menyebut kalimat 'Ulama Kasyaf yang tembus alam gaib' seolah kata 'gaib' itu ditujukan untuk meyakinkan orang sepertiku yang kakinya sering berpijak di dua dimensi.
UAS sudah menuturkan semua beban jiwanya. Dan sebagai hamba  beliau menutup pernyataannya dengan tawaddu, " Saya sudah mengatakan semua amanah ini. Apapun yang  terjadi setelah ini kita serahkan pada Allah Subhanahu Wa Taala ..." sambil menyerahkan dua cinderamatanya buat memberkahi Prabowo Subianto; sebotol kecil minyak wangi Gahru serta seuntai tasbih  Syah Maksum (Pemimpin Sempurna) dari Persia yang didapat UAS di Madinah. Pemberian dua cinderamata itu sangat maknawi. Sebagaimana dijelaskan UAS bahwa keharuman Gahru biarlah menjadi keharuman Prabowo di masyarakat luas.Â
"Sementara tasbih ini, sebagai Pemimpin, hati Bapak tidak boleh kosong. Bapak harus selalu dikir Laa Ilaha illallah setelah shalat malam tahajjud..." kata UAS dan membuat Prabowo menitikkan air matanya.
Subhanallah. Pertemuan yang sangat luarbiasa. Kiranya pertemuan itu adalah kehendaak Allah Taala saja dan sepertinya digagas oleh UAS karena beliau mengatakan, "Setelah pertemuan ini saya plong karena telah menyampaikan semua amanah. Malam ini saya akan tidur lelap."
Masya Allah. Laa Khaula wa Laa Quwwatta illa Billahil Aliyyil Adhiiim. Mari kita songsong 17 April 2019 dengan jiwa damai. (faa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H