Emak Emak makin diam. Berusaha mencerna  arah pembicaraan Prabowo. "Kalau memang Emak Emak ingin mengubah keadaan bangsa menuju kebaikan, maka marilah berjuang bersama saya. Prabowo tidak bisa mengubah keadaan tanpa bantuan kalian, tanpa bantuan rakyat. Prabowo hanyalah alat, bukan pembuat," cetus Prabowo lagi.
Satu dua Emak mulai terisak. Mungkin mereka tak menyangka bahwa Prabowo Subianto akan mengemukakan hal itu, hal yang tak mereka duga sama sekali.
Maraknya Emak Emak yang bersosialisasi di medsos kiranya menjadi perhatian Prabowo. Ia ingin agar Emak Emak bisa menjadi lebih arif dalam menghabiskan waktunya di medsos. Bukan sekedar selfie dan narsisme tanpa arti. "Kalian tahu bukan bahwa media mainstream tidak bersama kita. Kita tak punya media tapi kalian semua menggunakan medsos, maka jadikan itu sebagai media kita semua. Jadikan itu kekuatan kita. Kalian harus menjadi Emak yang pintar dengan jurnalisme supaya kalian bisa mengabarkan kebenaran dan kebaikan secara serentak, "seru Prabowo sambil memperkenalkan DIGDAYA TV sebagai channel  perjuangan Gerindra yang digawangi oleh Hazmi Srondol. Adapun nama DIGDAYA merupakan akronim dari Digital Garuda Yasa.
Dalam kesempatan yang sama, Hazmi Srondol merekrut Emak Emak dari berbagai daerah untuk menjadi koresponden dan reporter bagi DIGDAYA TV dengan menguji mereka secara langsung dan seketika dalam hal kemampuan mereportase sebuah kejadian. Pengetahuan 5W + 1H sebagai kaidah dasar jurnalistik pun diajarkan pada para Emak untuk dipahami dan diterapkan dalam hal membuat  sebuah 'telling story' yang informatif dan berbobot. Mentornya tak lain adalah Budi Purnomo Kartodihardjo yang notabene adalah pakar  media massa yang juga gembongnya  Media  Centre di Gerindra.
"Sudah bertahun-tahun para elit kekuasaan hanya memikirkan dirinya sendiri. Mereka membawa negeri ini ke arah yang salah. Arah ini harus dikembalikan ke tujuan yang benar. Kita harus melakukan revolusi secara benar yakni revolusi demokrasi. Revolusi damai. Yakni revolusi di bilik suara. Emak Emak harus tahu bahwa mereka takkan berdiam diri melihat bangkitnya Emak Emak. Mereka punya seribu akal untuk akal-akalan. Saya tidak rela negara ini dikuasai oleh mereka-mereka yang menjual negara. Negara ini sedang dipertaruhkan Emak Emak. Tugas kita lah merebut kembali bangsa ini agar menjadi berdaulat di tangan rakyatnya sendiri. Siapkah Emak Emak berjuang bersama Prabowo?"
"Siaaaaaapppp"... ruangan menjadi menggema oleh semangat Emak Emak.
Seharian itu, interaksi Emak Emak yang berasal dari berbagai daerah itu dengan Prabowo Subianto layaknya komunikasi rakyat dengan Pemimpinnya yang kadang juga terasa layaknya emosi antara Emak dan Anak di mana Prabowo kadang 'curhat' tentang 'perasaan sendirian'-nya tatkala memikirkan negeri. "Bapak tidak sendiriiiiiiii," tukas Emak Emak dengan kompaknya.
"Saya sering difitnah dan dikhianati. Orang bilang Prabowo itu lugu, mudah dibohongi. Bagi saya tidak apa. Asal jangan saya yang mengkhianati orang. Saya tidak akan sebut nama, siapa saja mereka yang telah mengkhianati saya..."