Mohon tunggu...
Muhammad Fatchy Baragba
Muhammad Fatchy Baragba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Games Pilihan

Concord Game Baru dari Sony yang Gagal

11 September 2024   14:22 Diperbarui: 11 September 2024   14:35 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://blog.playstation.com/

Sony adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, dengan banyak kontribusi yang signifikan di industri game melalui PlayStation. Namun, tidak semua game yang dirilis oleh Sony mendapatkan kesuksesan yang diharapkan. Salah satu game yang mungkin berpotensi gagal adalah Concord, sebuah game multiplayer PvP (Player vs. Player) yang diumumkan oleh Sony pada acara PlayStation Showcase pada Mei 2023. Berikut ini beberapa alasan mengapa Concord memiliki risiko kegagalan.

1. Persaingan Ketat di Pasar Multiplayer PvP

Pasar game multiplayer, terutama yang berfokus pada PvP, sudah sangat kompetitif. Game seperti Fortnite, Apex Legends, Call of Duty: Warzone, dan Valorant telah mendominasi pasar selama bertahun-tahun, dengan jutaan pemain aktif setiap hari. Game-game ini memiliki ekosistem yang kuat dan basis pemain yang sangat loyal. Sebuah game baru seperti Concord harus menawarkan sesuatu yang benar-benar unik untuk menarik perhatian pemain di pasar yang sudah jenuh.

Jika Concord tidak mampu membedakan diri dengan fitur atau gameplay yang inovatif, game ini bisa dengan mudah terabaikan oleh komunitas gamer, yang sering kali lebih memilih game yang sudah mapan.

2. Minimnya Informasi yang Dirilis

Sejak pengumuman pertamanya, informasi mengenai Concord sangat minim. Game ini hanya ditampilkan melalui trailer singkat tanpa penjelasan lebih lanjut tentang gameplay, narasi, atau mekanik unik yang mungkin ditawarkan. Dalam dunia industri game, kurangnya informasi awal sering kali membuat para pemain skeptis, terutama jika mereka tidak tahu apa yang diharapkan. Kurangnya transparansi atau detail ini bisa membuat pemain kehilangan minat atau beralih ke game lain.

Ketika sebuah game gagal membangun hype dan antisipasi sejak awal, itu bisa berdampak buruk pada peluncuran resminya.

3. Masalah dengan Dukungan Konten Pasca-Peluncuran

Game PvP multiplayer sangat bergantung pada konten berkelanjutan setelah peluncuran awalnya. Game seperti Fortnite dan Apex Legends terus mempertahankan pemain dengan merilis konten musiman, pembaruan peta, karakter baru, dan mode permainan tambahan. Jika Concord gagal menyediakan konten pasca-peluncuran yang menarik, game ini bisa dengan cepat kehilangan pemainnya.

Pengembangan dan dukungan jangka panjang membutuhkan komitmen dan sumber daya yang besar. Tanpa rencana konten yang matang dan responsif terhadap umpan balik pemain, game ini dapat berjuang untuk mempertahankan relevansinya di pasar.

4. Monetisasi yang Tidak Seimbang

Salah satu tantangan terbesar dalam game PvP multiplayer modern adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara monetisasi dan kenyamanan pemain. Banyak game PvP yang menggunakan model free-to-play dengan mikrotransaksi atau sistem battle pass. Jika Concord memiliki model monetisasi yang dianggap terlalu agresif atau tidak seimbang, seperti pay-to-win, pemain dapat merasa kecewa dan akhirnya meninggalkan game tersebut.

Game-game multiplayer seperti Overwatch 2 sempat mendapatkan kritik tajam terkait monetisasi yang tidak seimbang, dan hal ini dapat berpengaruh pada persepsi komunitas game. Jika Sony tidak berhati-hati dengan bagaimana mereka merancang sistem monetisasi di Concord, itu bisa menjadi salah satu alasan kegagalannya.

5. Kendala Teknis dan Kualitas

Kualitas teknis adalah faktor yang sangat penting dalam kesuksesan sebuah game. Game multiplayer sering kali menghadapi tantangan seperti bug, server yang tidak stabil, serta masalah balancing karakter atau senjata. Jika Concord dirilis dengan masalah teknis yang signifikan, pengalaman pemain akan terpengaruh negatif.

Game seperti Anthem dari EA adalah contoh nyata di mana masalah teknis dan ketidaksiapan saat peluncuran menyebabkan kegagalan total meskipun ada ekspektasi yang besar.

6. Kehilangan Identitas Unik

Game PvP multiplayer memerlukan daya tarik visual, naratif, atau mekanik yang unik untuk menonjol di pasar. Concord dikembangkan oleh Firewalk Studios, sebuah studio baru yang belum memiliki jejak rekam yang kuat di industri game besar. Tanpa identitas yang jelas atau fitur khas, game ini bisa berakhir dianggap generik, terutama di tengah banyaknya pilihan game serupa.

Jika Concord hanya terlihat seperti "copycat" dari game-game populer lain tanpa adanya inovasi nyata, itu bisa membuatnya gagal menarik perhatian audiens yang lebih luas.

7. Tantangan dalam Mengembangkan Komunitas yang Aktif

Salah satu faktor kunci dalam keberhasilan game multiplayer adalah kemampuan untuk mengembangkan komunitas pemain yang aktif dan setia. Game PvP membutuhkan basis pemain yang besar agar matchmaking tetap cepat dan seimbang. 

Jika Concord tidak mampu menarik jumlah pemain yang cukup di awal peluncuran, game ini bisa dengan cepat kehilangan momentum. Sebuah komunitas yang mati akan membuat pemain baru enggan untuk mencoba, yang dapat mempercepat kejatuhan game tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun