Mohon tunggu...
Fatchurrohman  Al Hafidz
Fatchurrohman Al Hafidz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pribadi yang senantiasa mencoba hal hal baru untuk meraih kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembatasan Sikap Toleransi : "Menjaga Keseimbangan dalam Keberagaman"

24 Desember 2024   09:30 Diperbarui: 24 Desember 2024   09:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah bangsa yang  majemuk, ditandai dengan banyaknya  etnis, suku, budaya, bahasa, agama, dan adat istiadat.  Salah satu hal yang sangat penting untuk menjaga harmoni sosial adalah toleransi antar umat beragama, terutama di negara-negara yang memiliki masyarakat yang sangat beragam seperti Indonesia. Toleransi ibarat dua mata uang logam yang tak dapat dipisahkan, bila salah satunya hilang, maka lenyap pula kekuatan yang lainnya. Namun, toleransi perlu memiliki batasan yang jelas agar tidak mengarah pada penyimpangan akidah atau prinsip keagamaan.

Dalam konteks Islam, toleransi dikenal sebagai tasamuh, yakni memberikan kebebasan kepada orang lain untuk menjalankan keyakinannya tanpa mengganggu keyakinan kita sendiri. Allah swt. berfirman dalam surat Al-Kafirun ayat 6 :

"Untukmu agamamu dan untukku agamaku."

 Beberapa alasan pentingnya  pembatasan sikap toleransi yakni sebagai berikut :

1. Menjaga Kemurnian Akidah

Toleransi yang berlebihan, seperti ikut serta dalam ritual agama lain, dapat menimbulkan kerancuan akidah. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang mengharuskan pemeluknya menjaga kesucian keyakinan.

2. Mencegah Konflik Sosial

Salah paham dan perbedaan pendapat di antara komunitas agama dapat disebabkan oleh sikap toleransi yang tidak proporsional, yang pada akhirnya dapat menyebabkan konflik sosial.

3. Menghindari Sinkretisme

Pencampuran antara ajaran agama, atau sinkretisme, dapat mengaburkan identitas keagamaan. Hal ini bertentangan dengan prinsip tauhid Islam, yang menuntut ibadah hanya kepada Allah secara keseluruhan. Sinkretisme, sekali lagi, bukan aspek toleransi, melainkan ancaman bagi kemurnian akidah dan ibadah agama itu sendiri.

4. Menguatkan Identitas Keagamaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun