Cara Sederhana Menyadarkan Pikir Atas Kegagalan
Oleh: F. Rahman
***
"Jika saja hanya menyisakan satu alasan saja untuk tetap menulis. Pastikan komitmen menjadi yang terakhir."- Ghazi
***
Tidak ada yang mudah untuk merajut harapan. Selalu saja ada cara untuk membuat alasan. Terlebih alasan atas apa yang belum pernah kita coba untuk perjuangkan.
Dunia baru atas mimpi kita penuh liku, pasang surut dan ujian. Tidak semudah memasang mimpi ingin, namun perlu tekad kuat untuk memperjuangkan. Menyelipkan motivasi-motivasi kecil dalam dada untuk terus mencoba tidak patah harapan.
Tidak ada yang murah atas semua cita-cita kita. Ada harga yang harus dibayar atas harapan kita memmiliki karya. Entah itu mahalnya membagi waktu, mengumpulkan energi di sela kemalasan, atau bahkan beragam kesulitan alat dan bahan.
Inilah mengapa komitmen menjadi sebuah rajutan terakhir betapa mimpi perlu perjuangan. Karena ketika kita terjatuh dan kesulitan, selalu ada harapan untuk tetap pada garis usaha dan perjuangan.
Setiap kita perlu komitmen untuk melakukan semua pekerjaan tak terkecuali penulis. Selalu saja ada alasan tapi dan nanti untuk memulai. Itulah mengapa komitmen menjadi salah satu kunci.
Ada nergi luar biasa ketika tahu bahwa mimpi kita adalah berkarya. Ya, jika benar kita memiliki mimpi untuk menjadi penulis. Pancang komitmen terbaik atas semua usaha kita. Karena akan banyak keajaiban atas mimpi dan tali komitmen kita.
Ciptakan Komitmen kuat Atas Dream Kita
Ketika mimpi sudah di pasang. Komitmen sudah dibentang ada hal keren yang akan datang. Entah sendirian, atau berpasang-pasang. Apa itu? Tekad membulat meraih mimpi meski setinggi bintang.
Kuatkan, tuliskan dan lakukan. Ada banyak hal keren yang terjadi. Ketika kita telah memancang sebuah komitnen atas goal besar kita. Banyak ragam keajaiban yang akan muncul dan yang akan tercipta.
Oase 1
Kita Tahu Ada Peran Sang Maha Kuasa.
Kita harus melakukan yang berbeda dari siapa saja. Jika kita menuhankan atas segala usaha dan kerja keras kita hingga lupa ada yang lebih kuasa. Maka saat inilah kita mesti merubah mindset kita.
Kita tidak akan pernah bisa jika menyandarkan usaha sebagai alat kelancaran usaha. Karena setiap hembusan nafas, gerak jemari memainkan huruf dan kata, kedipan mata setiap penelusuran ide, bukan milik kita.
Hembuskan perlahan lafadz syukur dan menguatkan tekad dengan basmalah ketika memulai. Menjadi sebuah kekutan tersendiri untuk berdamai dengan apapun hasilnya nanti. Selalu bersemangat untuk mencoba lagi, lagi dan lagi. Sebuah puncak kepasrahan akan hasil usaha kita namun menguatkan untuk terus mencoba.
Mengalirnya ide dalam kepala kita hingga menjadi cerita adalah bagian Keagungan-Nya. Ucapkan hamdalah atas nikmat yang dititipkan lewat pikir, usaha merajut setiap kata. Bersyukur jika pembaca memberi atau tidak memberi apresiasi. Karena dengan begini melegakan hati kita untuk terus mencoba lagi.
Ranah kita usaha, namun untuk memulai titipkan semua rindu dan doa pada ilahi. Bairkan keajaiban yang membimbing kita terus mengumpulkan ide sederhana dan menuliskannya.
Oase 2
Menikmati Setiap Puzzel Kegagalan
Gagal, maka kita mesti mencoba lagi. Jika mereka dengan sempurna 10 kali memcoba bisa, yakinkan dalam diri titik untuk kita 10 kali lipatnya.
Semakin sering gagal, maka semakin sering kita belajar banyak hal dalam menulis. Gagal mendelevery pesan dengan baik, maka kita mencoba berbagai rumus menulis untuk menyampaikan dengan baik. Gagal membuat judul yang OKE, kita mendapat kesempatan untuk belajar lagi. Gagal membuat kalimat opening yang bening, kita mencoba dan belajar lagi.
Mereka yang berhenti mencoba dan mengatakan aku gagal, sejatinya mereka tidak mencoba lagi, lagi, dan lagi. Inilah mengapa suntikan doa dan menitipkan semua syukur atas nikmat kita. Lafadzkan dengan keyakinan dalam dada basmalah dan hamdalah, setiap jentikan jari kita.
Jika di ibaratkan sebuah karya perlu 100 puzzel kegagalan. Maka kita harus bangkit atas satu kegagalan. Bangkit kembali pada titik gagal ke sepuluh, sembilan puluh, hingga mengenapkan pada 100 kegagalan. Maka kumpulan puzzel kegagalan akan menyusun sebuah karya atas nama kita.
Buah dari letihnya mencoba. Buah atas kegigihan kita untk berusaha. Utama dari semua, buah atas kesempatan Allah Yang Maha Kuasa atas nikmat yang dititipkan pada kita.
Inilah mengapa ketika komitmen sudah melekat, sebanyak apapun usaha yang harus kita lakukan tak pernah surut dan berhenti untuk mencoba. Tidak ada yang tahu berapa puzzel yang kita butuhkan menyusun karya kita sendiri. Selamat bangkit dan kembali bangkit dengan senyum semangat.
Oase 3
Terus Memperjuangkan
Hanya orang yang punya kepercayaan diri yang siap mengorbankan waktu untuk merajut mimpi. Mereka yang yakin usaha meraih mimpi bukan biasa saja namun perlu luar biasa. Perlu kerja keras bukan kerja malas. Perlu kerja cerdas bukan mudah kandas.
Jika mereka mengatakan tidak bisa, maka kitalah yang mencoba. Jika mereka tersingkir pada langkah pertama maka kita harus mencoba lebih banyak dari mereka.
Tidak ada kompromi atas nanti. Menunda dan selalu mencari alasan untuk berhenti. Turun segera, mencoba dan menyiapkan waktu untuk segera memulai. Inilah mengapa ketika komitmen didekap erat dalam dada ada banyak keajaiban. Salah satunya rela untuk memperjuangkan.
Menghabiskan waktu untuk fokus atas apa yang menjadi mimpi. Menyusun pertanyaan mengelitik dan memecahkan menjadi urutan narasi. Melepaskan pikir kita untuk terus mengeksplorasi setiap titik dan terus mencoba lagi.
Jika orang lain mengatakan kita bisa, maka berarti kita bisa. Namun ketika orang lain menertawakan ide gila kita dan mengatakan kita tidak bisa, maka titik inilah kita harus mengatakan AKU BISA. Orang lain boleh mengatakan kita akan gagal, namun kita sendiri yang harus memperjuangakan bukan mereka.
Terus mencoba, lagi dan lagi. Patri komitmen kuat-kuat. Titipkan dalam doa dan lepaskan beban dalam dada. Bismillah kita bisa memperjuangkan setiap mimpi-mimpi kita. Yakin dan pasti puzzel kegagalan harus kita lewati untuk menghasilkan karya-karya kita.
Kitalah yang harus menyisihkan waktu untuk berusaha. Kitalah yang harus mencari ide dan terus mencoba. Kitalah yang menuliskan setiap huruf dan kata. Bukan mereka.
Menjadi penulis perlu usaha. Usaha memastikan komitmen mencoba dipatri dalam dada.
Salam literasi
#076
#Ghazi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H