[caption caption="doc/fatchiudin"][/caption]Jalan diantara Stasiun Kereta Api Palmerah menuju Pasar Palmerah yang panjangnya sekitar 100 meter telah dipenuhi pedagang. Ramainya lalu lalang orang dan sepeda motor di jalan tersebut menjadi daya tarik orang berjualan. Bermacam-macam barang dagangan yang dijual diantaranya penjual makanan, minuman, kelontong, buah-buahan, pulsa elektrik, plastik dan sol sepatu.
[caption caption="doc1/fatchiudin"]
Ibu Murti nama pemilik warung nasi tersebut, umurnya sudah memasuki 64 tahun. Lebih dikenal dengan panggilan “Ce Mur”, berasal dari Rangkasbitung. Sudah lebih dari lima belas tahun dia berjualan nasi. Suaminya telah meninggal tiga tahun yang lalu. Dia tinggal dengan anak perempuan bungsunya yang sudah berumur 23 tahun dan bekerja di restoran.
[caption caption="doc2/fatchiudin"]
Rumahnya tidak tertata rapi, karena seluruh kegiatan seperti memasak, menonton TV, istirahat dan berkumpul dengan keluarga dalam satu ruangan. Termasuk tempat menyimpan bahan mentah yang mau dimasak, perlengkapan masak, tempat pakaiannya.
[caption caption="doc3/fatchiudin"]
Sekitar pukul delapan pagi, anak perempuannya yang tinggal tidak jauh dari warungnya datang membantu Ibu Murti menjajakan dagangannya. Membantu dalam melayani pembeli, baik pembeli yang makan di lokasi maupun yang dibungkus.
[caption caption="doc4/fatchiudin"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H