Selain pembinaan terkait ekosistem digital, para pelaku ekonomi juga perlu diberi pembinaan mengenai mengolah unit UMKM yang dibalut dengan kretifitas dan inovatif. Misalnya Toko Rizquna milik Bu Siti, diberi pembinaan selain memperhatikan kualitas isi, kemasan produknya pun juga harus diperhatikan. Produk yang awalnya dijual kiloan dan dibungkus setelah ada pembeli maka dilakukan inovasi dengan menjual produk dalam kemasan botol yang didesain dengan kreatif. Setelah isinya habis, botol kemasannya dapat digunakan sebagai tempat pensil, sendok, peniti, atau lainnya sesuai kegunaan.
 Inovasi lainnya, produk dari Toko Rizquna ini bisa diajukan branding atau pemberian merek. Sehingga selain tampilannya menjadi lebih menarik, produk yang dipasarkan pun memiliki nilai. Dalam hal ini, tampilan toko milik Bu Siti juga harus diperbaiki. Misalnya dengan menjadikan tokonya selalu bersih, rapi, dan berbeda dari toko jajanan khas lainnya yang ada di samping kanan dan kiri dari Toko Rizquna ini.
       Walaupun berbagai program dan kebijakan telah dilakukan, jika kurang ada kontribusi dari pihak terkait maka tujuan tidak akan tercapai. Oleh karena itu, upaya pemulihan perekonomian Trenggalek melalui sektor UMKM harus didukung oleh seluruh pihak. Mulai dari pemerintah, petugas, hingga pelaku UMKM sendiri. Serta kesadaran sebagai pemilik usaha untuk terus berinovasi untuk mengmbangkan unit usahanya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H