Mohon tunggu...
Muhamad Alfathan
Muhamad Alfathan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kupu-kupu

Membiasakan diri dengan secangkir kopi sebagai wacana membangun jati diri!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Spiritualitas Cinta ala Anthony de Mello

27 Februari 2024   22:47 Diperbarui: 27 Februari 2024   22:50 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta itu anugerah, yang tak mungkin mudah ku melepaskannya....” begitu kira-kira bunyi lirik lagu “Saat Kau Jauh” dari band ST12. Salah satu lagu penghibur orang-orang yang sedang kasmaran. Persoalan cinta memang selalu menjadi topik yang tidak bisa lenyap dari obrolan-obrolan umat manusia. Apakah karena cinta itu bagian dari fitrah manusia? Kalau iya, kenapa masih banyak orang yang tidak merasakan hangatnya cinta?

Persoalannya terletak pada bagaimana cinta itu bisa hadir dan tumbuh dalam kehidupan kita. Cinta ibarat semut dan manusia adalah gulanya. Cinta hanya akan datang ketika kita melakukan beragam aktivitas yang bisa mengundang kedatangannya. Tapi, adakalanya gula yang manis tidak diserbu oleh semut-semut. Demikian dengan kita dan cinta.

Apa yang tertulis pada lirik lagu di atas, sejalan dengan salah satu pandangan bahwa cinta itu anugerah, ia tidak bisa dibuat-buat atau dipaksakan kehadirannya. Pandangan itu muncul dari seorang, yang kita sebut sebagai pakar cinta, yaitu Anthony de Mello (4 September 1931-2 Juni 1987). Dia adalah seorang pemuka agama dari Ordo Jesuit asal India. 

Selain pemuka agama, ia juga seorang psikoterapi yang sering mengadakan retret rohani dan menulis tema-tema spiritualitas. Tak heran jika kekuatan religiusitas dan spiritualitas melekat pada diri Anthony de Mello, barangkali karena India (tempat kelahirannya) adalah pusat spiritual terbesar di dunia.

Perjalanan hidupnya bukan tanpa masalah, ia pernah mendapat kecaman dari Vatikan karena pemikirannya dianggap bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik. Paradigma pemikirannya yang cukup kontroversial bagi ajaran Katolik bisa jadi karena kuatnya nuansa esoteris ketimuran dalam memaknai ajaran Yesus. 

Terlepas dari kecaman pihak gereja tersebut, buah pemikiran Anthony de Mello masih dapat dinikmati melalui karya-karyanya yang tersebar luas. Sebut saja “Awareness”, “The Way to Love”, dan “Call to Love” adalah sebagian karya yang mengangkat tema spiritualitas dan cinta.

Terkait cinta dan spiritualitas, ia beranggapan bahwa hati manusia yang dipenuhi dengan cinta kasih adalah kuatnya kepekaan terhadap semua proses dalam kehidupan. Tidak ada satu proses hidup yang dilewatkan, kecuali kita peka, menikmati, dan menyukainya dengan tulus. 

Seseorang yang diselimuti dengan cinta kasih tidak akan pilih-pilih, mana bagian hidupnya yang ia cintai dan mana bagian lain dari hidupnya yang ia benci. Semua harus dijalani dan diterima dengan cinta kasih. Termasuk dalam beragama, kekuatan cinta kasih adalah faktor yang menjadi penilaian, apakah seseorang itu religius atau tidak.

Karakter Cinta

Karakteristik cinta yang kuat dan baik laksana sebuah pohon. Menjulang tinggi dengan akar yang kuat, memiliki daun yang rindang dan banyak buahnya. Banyak orang yang ingin menebangnya, tapi si pohon tak pernah merobohkan dirinya karena suatu amarah. Orang-orang mengambil buahnya, tanpa pernah memberi apa pun kepadanya. Sesekali orang-orang ikut berteduh, datang dan pergi sesuka hatinya.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait cinta, setidaknya ada beberapa karakter cinta yang harus diuraikan;

  • Kepada apa dan siapa pun, apakah itu benda, hewan, atau manusia. Mau itu besar, kecil, hitam atau putih tak pernah membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. semuanya layak untuk dicintai.
  • Tanpa pamrih, persis seperti si pohon yang diceritakan sebelumnya. Apa yang telah kita lakukan untuk sesuatu yang dicintai, tidak perlu kita memperhitungkannya. Karena aktivitas cinta bukan soal kalkulasi semata.
  • Memberi yang terbaik, bahwa tindakan-tindakan cinta kita merupakan tindakan yang terbaik. Apa yang kita berikan kepada sosok yang dicintai sudah semestinya pemberian yang terbaik.
  • Membebaskan, tidak ada ketakutan sedikit pun dalam hati yang penuh cinta. Bebas dalam artian sosok atau sesuatu yang dicintai harus dibiarkan sesuai koridor hidupnya. Tidak boleh ada pemaksaan berdasarkan hasrat kepemilikan, karena ia bukan tawanan.

Menghidupkan Cinta

Setelah melakukan aktivitas yang bisa mendatangkan cinta, maka cinta itu harus dipupuk agar tumbuh semakin subur. Nampak di sini bahwa Anthony de Mello memberikan resep atau pupuk dalam menghidupkan cinta, di antaranya; Lepaskan ikatan, keinginan, atau harapan dari sesuatu yang kita cintai. Biarkan sesuatu itu ada sebagaimana mestinya. Perlu diingat bahwa cinta itu menerima dan menghargai. Setelah kita melepaskan ikatan-ikatan atau harapan tersebut, adalah kita menerima apa yang menjadi bagian dari sesuatu yang kita cintai itu, serta menghargainya dengan tinggi.

Hal lain yang harus diingat juga ialah cinta hanya akan hidup dan tumbuh di atas kesadaran. Cinta menjadi rusak ketika terhalang oleh imajinasi, karena itu akan mendorong pada ketertarikan dan banyaknya keinginan. Dampaknya, kita hanya mendapat kenikmatan sesaat, bukannya mendapat kebahagiaan. Ketakutan, penyesalan, dan rasa lelah juga hal yang tidak bisa dihindari ketika cinta kabur dari kesadaran kita.

Kemudian, cinta tidak boleh ditukarkan dengan apa pun, termasuk dengan cinta itu sendiri. Mulianya kedudukan cinta dalam pandangan Anthony de Mello sampai-sampai ia beralasan bahwa Tuhan begitu sangat mencintai ciptaan-Nya. Begitulah manusia menjadi sangat layak untuk dicintai, karena Tuhan pun mencintai kita. Pesan terakhir yang menjelaskan tentang alasan apa yang membuat manusia tidak saling mencintai, di saat Sang Pencipta tak henti-hentinya mencintai dan mengasihi kita. Begitu indahnya manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun