ISLAM PADA MASA DAULAH ABBASIYAH
MASA EMAS PERADABANPeradaban manusia saat ini sudah mencapai peradaban tertinggi, di mana kecanggihan alat-alat ataupun ilmu pengetahuan sudah sangat baik, tak terkecuali adalah teknologi informasi yang kita sendiri sudah merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari, namun teknologi informasi yang canggih sebaiknya dapat dikendalikan dengan baik agar tidak memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan manusia.
Pembaca yang budiman, perlu diketahui bahwasanya peradaban tersebut tidak akan tercapai jikalau tanpa jerih payah dan kerja keras para pendahulu kita. Artikel ini akan mengulas secara ringkas bagaimana peradaban dunia modern saat ini sebenarnya dimulai dari peradaban lama yang kebanyakan diawali oleh ulama'-ulama dan tokoh filosof muslim terdahulu. Salah satu tonggak sejarah-nya, yakni berawal dari perkembangan ilmu pengetahuan pada masa dinasti Abbasiyah abad ke- 8 (750- 1258 M) sekitar 765 tahun silam.
Khalifah Harun Ar-rasyid adalah salah satu nama khalifah yang paling bersinar pada era Daulah Abbasiyah. Pada masa kepemimpinannya ia berhasil mendirikan lembaga sosial, Rumah sakit, pendidikan kedokteran, dan laboratorium farmasi. Bahkan pada masanya terdapat 800 dokter ahli yang mumpuni. Adapun pusat peradaban tersebut berada di kota Baghdad yang sekarang menjadi ibukota Negara Irak.
Setelah ditelusuri, oleh pada ilmuan dan peneliti ditemukan kesimpulan bahwasanya peradaban dunia yang diawali dari peradaban muslim dapat dicapai tidak lain karena ghirah atau semangat ilmuan muslim terdahulu yang serius mengkaji Al-Quran dan hadist kemudian mempraktikannya dalam kehidupan sehari- hari. Seperti Jabir Ibnu Hayyan yang terkenal sebagai ahli kimia pertama (sebagian mengatakan beliau juga ahli dalam bidang kedokteran), saat itu Jabir Ibn Hayyan ketika membaca QS. Al-Hadid ayat 1- 25, hingga pada ayat 25 terdapat ayat yang mengatakan "wa anzalna alhadida" yang artinya: kami (Allah) telah menurunkan Besi".
Mendengar ayat tersebut Jabir Ibn hayyan penasaran dan tertarik untuk mengkajinya lebih dalam. Pada saat itu besi sendiri belum begitu dipahami oleh mereka, bagaimana mungkin besi turun dari langit?. Jabir Ibn hayyan melakukan istiqra' atau penelitian di dalam laboratorium pribadinya di rumah, Jabir menguji sebuah besi untuk mengetahui tatanan yang paling rendah hingga molekul dan kandungan atomnya. Dengan demikian Jabir Ibn hayyan berhasil menemukan prinsip-prinsip besi yang terdiri dari molekul dan atom hingga dataran terendahnya. Sekarang terbukti bahwa atom besi disimbolkan Fe55, Fe56, Fe57, Fe58, selain itu juga ditemukan bahwa molekul dan muatan atom dalam besi berasal dari arah langit bukan dari bumi.
Penemuan tersebut merupakan jerih payah Jabir Ibn Hayyan dalam mengkaji QS. Al- Hadid 57/25.alhasil Jabir Ibn Hayyan dikenal sebagai bapak kimia. Semoga kita sebagai umat muslim bisa meneladani ketekunan dan kegigihan beliau dalam menuntut ilmu pengetahuan yang tidak mungkin ada habisnya. Ilmu pengetahuan semacam ini sekarang sudah tidak lagi dikuasai oleh orang muslim karena peradaban muslim di masa dahulu direbut oleh kaum Barat (Eropa) dalam sejarah perjanjian Perdesilas di Spanyol.
Sumber:Â
Kementrian Pendidikan, Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti, 2017.
Malangtimes.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H