Mohon tunggu...
Fatah Baginda Gorby Siregar
Fatah Baginda Gorby Siregar Mohon Tunggu... -

-Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia - Ketua Komisi Politik Konferensi Cabang XIX GMNI Kota Medan -Ketua Lembaga Studi Elang-Rajawali Indonesia - Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyambut Kongres Luar Biasa GmnI Front Marhaenis Medan, 13-15 September 2016

19 September 2016   21:57 Diperbarui: 19 September 2016   22:11 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Munculnya organisasi baru hasil kongres luar biasa yang bernama GMNI Front Marhaenis, hasil KLB Medan yang diadakan baru-baru ini membuat spirit sukarnoisme hidup kembali. Walaupun melalui dinamika yang begitu panjang, yang dulunya para anggota GMNI ini masih menjadi bagian dari GMNI dan keluar membuat organisasi baru merupakan langkah dan terobosan baru didalam sejarah organisasi. Diharapkan presidium terpilih segera dapat melebarkan sayapnya, membentuk cabang-cabang di daerah dan segera melakukan kaderisasi. Sehingga GMNI dan GMNI Front Marhaenis dapat bersaing sehat, berkompetisi didalam pengejawantahan ajaran Bung Karno.

Pada era sekarang ini , didalam kalangan kita sendiri, GMNI tidak mengalami kemuduran semata, kita harus objektif didalam menilai. Masih banyak pencapaian-pencapaian yang telah kita raih dan harus terus kita tingkatkan. Berkembangnya organisasi ditingkat grass root, komisariat-komisariat baru hingga cabang-cabang baru, banyaknya jumlah anggota, adminstrasi organisasi yang semakin lama semakin baik, kegiatan kaderisasi perjenjang yang dilaksanakan periodik, adalah prestasi yang harus kita kembangkan terus dan harus kita tingkatkan terus. Lantas mengapa kita harus berbalik ke belakang? Membuang yang sudah nyata baik? Yang sudah terang jelas nyata gunanya, mengobrak-abrik keutuhan organisasi, melanggar konstitusi tertinggi organisasi kita dengan nafsu kekuasaan, menjual organisasi dengan uang kontan, dan merasa bangga dengan tandingan-tandingan?

Mudah-mudahan terobosan kali ini, menghilangkan kembali mental-mental yang merusak keutuhan  dan eksistensi organisasi. Bila seorang kader tidak memiliki watak yang paling dasar yaitu berjiwa besar didalam berorganisasi, tidak puas dengan keadaan yang ada maka silahkan keluar membuat organisasi baru diluar organisasi yang lama. Jangan membuat struktur tandingan, lembaga tandingan dan terus membuat kisruh organisasi. Mundurlah secara elegan seperti yang dilakukan kawan-kawan yang mengadakan pertemuan di Medan dan membentuk organisasi baru dengan tekad, niat yang tulus dan murni. Ini adalah cirri seorang kader sejati, kader yang tidak puas dengan keadaan sekitarnya dan ingin melakukan perubahan.

Adanya dua organisasi yang berasaskan sama, mempunyai cirri yang sama dan saling bersaing sehat akan membuat kemajuan tentang peingimplementasian ajaran Bung Karno. Semoga tidak hanya formalitas belaka, kita bisa melakukan diskursus politik tentang ajaran-ajaran Bung Karno, melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dan masih banyak lagi. Mari kita benahi sama-sama organisasi kita, kita bangun dengan kritik-kritik yang konstruktif serta membangun.Perpecahan malah membuat kita semakin terpuruk, Sosialime Indonesia semakin sulit terwujud, ditengah tantangan zaman dan tentunya kita sama-sama tidak mengharapkan yang demikian itu!

Belum lagi tantangan kita dalam menghadapi hedonisme, pragmatisme, apatisme, hingga premanisme didalam kalangan mahasiswa. Hal-hal yang sudah menjadi tantangan bagi organisasi mahasiswa pada umumnya, yang harus kita kikis habis. Mental ingin cepat menamatkan kuliah, dimanja oleh berbagai fasilitas, tidak kritis dan masih banyak lagi.

Semoga semakin lama semakin banyak muncul organisasi-organisasi baru yang mempunyai semangat yang sama didalam mengimplemntasikan ajaran Bung Karno. Sehingga kita dapat mngimbangi organisasi-organisasi premanisme yang telah masuk kedalam dunia kampus yang membuat mahasiswa jauh dari kata intelektual. Muncul organisasi yang seidealnya organisasi, zonder kepentingan berbungkus ideologis, zonder mental pragmatis-formalitas, zonderpengkhianatan terhadap marhaenisme dan kaum marhaen tentunya!

Sebagai organisasi kader  maka hendaknya memberikan hubungan dialogis dalam arti “saling memberi” menghasilkan kader sebenar-benarnya kader. Kader merupakan elemen penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Kader yang merupakan bagian integral yang menentukan tingkat kemapanan sebuah organisasi.  Kader merupakan tulang punggung dan tenaga penggerak yang elementer  bagi tegak dan kokohnya eksistensi organisasi. Kader bukanlah dibentuk atau diciptakan melainkan lahir melalui sebuah proses seleksi alamiah.

Kualifikasi seorang kader bukanlah terletak dalam segi formalitasnya, melainkan banyak ditentukan oleh intergritas, kemampuan, komitmen dan konsistensinya. Intergritas serangkaian kejujuran dan keberanian dalam bersikap maupun bertindak. Kemampuan seorang kader terletak pada wawasan, penalaran, kecakapan dan keterampilannya. Komitmen seorang kader terletak didalam keterpihakannya kepada rakyat, keadilan dan kebenaran. Konsistensinya seorang kader berada pada ketangguhannya, keyakinannya dan kesinambungan didalam mempertahankan serta melaksanakan gagasan.\

Melihat Kedepan

Kedepan kita harus sama sekali menyingkirkan pola-pola pragmatis formalitas karena akan menghasilkan orang-orang tanpa kesadaran institusional, orang-orang yang mencari kepentingan individual, yang diatas punggungnya dapat ditunggangi, orang-orang yang gila dengan uang kontan dan kekuasaan sehingga menghilangkan makna organisasi yang bertujuan mendidik para kader bangsa.

Mari kita merapatkan barisan, menyatukan kekuatan, masing-masing kader mengimplementasikan ajaran Bung Karno baik secara mandiri maupun kelompok yang harus terus berjuang, berkontribusi secara tindakan dan memberikan sumbangsih pemikiran serta menjawab tantangan zaman. Maka kita akan berdiri paling depan, sementara lainnya musnah terbakar mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun