Mohon tunggu...
Fasya Yasin Nurahman
Fasya Yasin Nurahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 5 Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

Penulis amatiran yang mencoba menjadi professional.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Strategi False Nine, Strategi Ciamik namun Bagai Pisau Bermata Dua

24 Mei 2022   20:55 Diperbarui: 24 Mei 2022   21:21 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi false nine bukanlah suatu strategi baru dalam dunia sepak bola. Para pelatih, pemain, maupun para pecinta sepak bola sudah mengetahui strategi ini. 

Faktanya, strategi ini sudah ada sejak era sepak bola modern muncul. Juan Peregrino Anselmo, seorang pemain timnas Uruguay yang bermain sebagai seorang False Nine di event Piala Dunia pada  tahun 1930.

Sejatinya, strategi false nine ini merupakan strategi yang diperankan oleh salah seorang pemain yang secara konsisten bergerak dari posisi luar kotak penalti ke lini pertahanan lawan. Perannya cukup strategis karena ia menjadi seorang player yang akan terus menjemput bola di lini tengah. Tujuan utamanya ialah membuat celah di bagian pertahanan musuh dengan cara menarik pemain bertahan lawan untuk meninggalkan posisinya. 

Terciptanya strategi ini tidak lepas dari kreatifnya sang creator strategi tim dan juga pemain yang ia turunkan di lapangan. Contohnya ialah Lionel Messi yang bermain sebagai False Nine pada saat diasuh oleh Pep Guardiola. 

Akan tetapi, ciamiknya strategi ini bak pisau bermata dua. Karena strategi ini ternyata malah mengorbankan posisi asli dari sang pemain tersebut. 

Contohnya pada saat pertandingan eSport PES (Pro Evolution Soccer) yang dimainkan oleh seorang player bernama Putra. Ia mencoba menerapkan strategi ini, akan tetapi karena proses menjalankan strategi ini tidak cukup matang, tim yang ia pilih yaitu Totenham Hotspur pun malah kebobolan. 

Di dunia nyata, strategi ini pun akan tidak berjalan efektif apabila pihak lawan menerapkan strategi "parkir bus" atau pihak lawan menggunakan formasi 4-2-3-1. Hal ini menyebabkan sulitnya tim yang menerapkan strategi false nine karena rapat serta disiplinnya barisan pertahanan lawan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun