UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian banyak negara, termasuk Indonesia. Di daerah Sleman, tepatnya di kecamatan Kalasan, terdapat sebuah event bernama pasar jumpa yang berlangsung rutin setiap Jumat pagi, dimana para warga yang memiliki UMKM akan menjajakan dagangan mereka di halaman depan kantor Kapanewon Kalasan.
Usaha Mikro Kecil Menengah atauTerdapat beragam jenis UMKM yang dijual di pasar jumpa ini. Mulai dari makanan, minuman, hingga aksesoris. Semua produk UMKM yang dijual merupakan hasil produksi sendiri. Salah satunya adalah Maila dan Riri yang menjual hasil produksi mereka berupa makanan dan minuman. Tidak hanya memproduksi produk-produk yang dijual di pasar jumpa, namun mereka juga memproduksi beragam produk UMKM lainnya.
“Saya Maila Gina Satya dari Kapanewon Kalasan. Tadi yang dibawa ke pasar Jumpa Cuma bumbu pecel sama tahu bakso. Yang utama, maksudnya yang berizin yaitu teri krispi cabe garem itu, sama sambel bopo” ujar Maila.
“Saya Riri. Produk saya kalau sekarang yang saya bawa Jelly Youghurt. Youghurtnya bikin sendiri, dari fermentasi. Dari bikin bibitnya saya bikin sendiri. Cuman produknya saya ada youghurt, pudding A, terus pastry pizza, tapi yang rutin tiap hari ada si youghurt. Kalo kayak pudding A gitu pudding ulang tahun, tergantung pesanan” Ujar Riri.
Tidak hanya melalui event pasar jumpa, para pedagang UMKM Kapanewon Kalasan ini juga menjula produk mereka melalui media sosial baik berupa WhatsApp, maupun media sosial lainnya.
“Untuk jualannya masih via medsos sih, terus temen dari keluarga, itu aja sih belum banyak. Cuma kemaren sempat nitip di apa itu, gerai oleh-oleh malioboro. Kalo di market placenya engga, kemaren sempat, tapi saya ngeolanya belom bener sih, jadi kayaknya ngga jalan dengan baik” ujar Maila
Omset yang didapatkan dari hasil jualan mereka juga bervariasi. Omset yang diperoleh ini tergantung pada pesanan yang disapat setiap harinya.
“Omset perharinya ini sementara, karena kemaren baru fokus sama jasa boga kan, terus sertifikasi jasa boga itu, itu jadinya yang terinya agak sepi, karena saya kurang produksinya. Jadi paling satu sampe lima juta lah sebulannya” jelas Maila.
“Omset perharinya ngga mesti juga ya mbak, soalnya kan ngga punya counter ya. jadi ya tergantung yang mau pesen aja gitu. Kadang sedikit, kadang juga banyak. Di bandara pun gitu. Kalo youghurt kebetulan ya itu, kemungkinan tiap hari udah ready karena kadang yang dari bandara itu kadang masih ada stok. Kalo untuk pudding A, pudding ulang tahun gitu tergantung pemesanan aja kita bikinnya. Kecuali kalo ada event-event mau bazar atau apa kita baru bikin gitu” ujar Riri.
Disamping berjualan secara online, Riri juga berjualan secara offline. Ia juga menitipkan dagangannya di Galerry Kota Gedhe yang ada di Yogyakarta International Airport.
“Sebenarnya sebagian besar banyak peminatnya, Cuma kalo kayak pastry mungkin sekarang lagi ngga produksi karena agak lama kan prosesnya. Jadi yang rutin sekarang youghurt karena memang sudah masuk bandara Kulon Progo, jadi kita harus rutin. Tiap minggu kita kesana untuk setor. Di gallery Kota Gedhe, itu punya dinas gitu. Saya setiap seminggu sekali kesana. Setor sama narik, kita sistemnya konsimensi jadi kita titipkan, kita jual. Pengelolanya dari dinas” jelas Riri.