MENINGKATNYA PENGANGGURAN DISEBABKAN MINIMNYA LAPANGAN PEKERJAAN DI ERA BONUS DEMOGRAFI
Oleh: Fasya Aleyda Mauranisa (Garuda 22 Ksatria 15)
Kita telah memasuki era baru dimana orang usia produktif semakin meningkat di kalangan Masyarakat sementara orang orang usia non produktif semakin sedikit. Hal ini yang disebut Bonus Demografi. Menurut sebuah Jurnal yang berjudul Bonus Demografi Di Indonesia, Bonus Demografi adalah merupakan fenomena peradaban kependudukan suatu negara di mana, terjadi ledakan jumlah penduduk usia produktif yang dapat menjadi modal dasar dalam pembangunan (Nur Sutikno, Achmad: 2020).
Munculnya era Bonus Demografi dapat menjadi salah satu pemicu adanya fenomena meningkatnya angka pengangguran yang disebabkan oleh minimnya lapangan kerja di masyarakat. Mengapa bisa menjadi pemicu? Perihal ini terbagi menjadi dua. Ada yang menghasilkan dampak baik dan juga dampak buruk di Masyarakat. Dengan kata lain, bonus demografi harus bisa dilihat dari dua sudut pandang yang sangat bertolak belakang.
Sebenarnya kalau dilihat sekilas, bonus demografi itu adalah sesuatu yang sangat positif bagi kehidupan masyarakat dikarenakan membawa banyak manfaat dalam pertumbuhan SDM pada suatu negara, apalagi kualitas SDM nya masih sangat bagus dan berpotensi untuk terus dimanfaatkan dengan baik karena usia produktif tercatat sekitar 15-64 tahun (Prasasti, Prakoso: 2020).
Bonus demografi memang bisa menjadi sebuah ancaman bagi kehidupan masyarakat, tetapi bisa juga menjadi peluang yang akan menjadikan kekuatan dan kualitas sumber daya di negeri kita jika dapat dimanfaatkan dengan baik. jika dikaitkan dengan dampaknya pada naiknya angka pengangguran disebabkan oleh minimnya lapangan pekerjaan, sebenarnya tidak bisa semerta merta menyalahkan sedikitnya lapangan kerja yang ada. mengapa? dikarenakan banyak hal lain yang menjadi penyebab dari meningkatnya angka pengangguran, seperti kualitas SDM yang memang tidak seimbang dan juga mindset calon calon tenaga kerja yang cenderung pemalas sekaligus “mental pembantu”. mereka tidak mau berusaha atau mengupgrade diri demi memantaskan diri untuk kesejahteraan tenaga kerja di masa depan. Faktor faktor tersebut sebanarnya lebih berpengaruh besar terhadap nasib - nasib para calon tenaga kerja, karena secara tidak langsung, hal tersebut menstimulus kita untuk tidak terus maju mendapatkan pekerjaan.
Meskipun begitu, minimnya lapangan pekerjaan juga tetap memberikan kontribusi dalam menungkatnya angka pengangguran. Dilihat dari fenomena bonus demografi sendiri yang dimana orang orang usia produktif lebih banyak dan juga lebih kompeten daripada orang orang usia non produktif, seharusnya juga terjadi adaptasi dan perubahan dalam lingkungan pekerjaan. Salah satunya dengan pemerintah memberikan lapangan pekerjaan yang layak untuk calon calon tenaga kerja. Calon calon tenaga kerja di era bonus demografi ini, mempunyai potensi yang sangat besar kelak di dunia kerja. Dengan adanaya lapangan kerja yang terus diupayakan untuk berdapatasi, ditingkatakan, di kembangkan, maka tingginya angka pengangguran juga dapat ditanggulang dan bahkan berkurang.
Intinya, permasalahan ini dapat dilihat dari dua sudut pandang. Sehingga, sebagai pribadi yang menjadi calon calon tenaga kerja di era bonus demografi ini, kita harus bisa mengupgrade diri, kita harus bisa meningkatakan standarisasi kita dalam pola piker di dunia kerja. Mindset kita harus bisa diubah demi kualitas SDM yang lebih baik. Begitu juga dengan lapangan pekerjaan. Di era bonus demografi ini, lapangan pekerjaan juga harus ditingkatkan dan dikembangkan sebagau bentuk adaptasi untuk menghadapi era baru yaitu, bonus demogarafi.
#Amerta2023 #KsatriaAirlangga #UnairHebat
#AngkatanMudaKsatriaAirlangga #BanggaUNAIR
#BaktiKamiAbadiUntukNegeri #Ksatria15_Garuda22
#ResonansiKsatriaAirlangga #ManifestasiSpasial
#GuratanTintaMenggerakkanBangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H