Mohon tunggu...
Fastabiqul Khairat
Fastabiqul Khairat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Anosmia, Gejala Umum Covid-19

15 Juli 2021   13:57 Diperbarui: 15 Juli 2021   14:44 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Corona Virus Disease 2019 atau biasa disebut dengan COVID-19 adalah virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Gejala umum infeks virus ini antara lain sakit kepala, demam, sakit tenggorokan dan batuk. pada beberapa kasus  juga dapat menyebabkan gejala yang parah seperti pneumonia. 

COVID-19 ini juga menyebabkan hilangnya kemampuan indera penciuman pada penderita. Hilangnya indra penciuman mungkin sudah menjadi kondisi yang sering terdengar di masyarakat saat ini. Gejala ini disebut dengan Anosmia.

Anosmia adalah gangguan indra penciuman yang ditandai dengan hilangnya kemampuan untuk untuk menghidu. Anosmia sering itemui pada gejala pasien COVID-19. 

Namun anosmia juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor  lainnya. Contohnya seperti faktor usia, penyakit sinonasal, cedera kepala, infeksi saluran pernapasan atas, maupun neurodegeneratif sistem. Orang yang terkena anosmia tidak bisa mencium apapun baik aroma makanan, parfum, kopi, maupun bau tidak sedap seperti bau busuk.

Proses infeksi COVID-19 yang menyebabkan  timbulnya gejala anosmia dimulai dengan memanfaatkan Angiotensin Converting Enzyme 2(ACE2) yang terdapat pada permukaan sel sebagai reseptor pengikatan, dibantu dengan Serine Protease (TMPRSS2). Setelah terjadi proses pengikatan, kemudian RNA virus memasuki nukleus sel dan bereplikasi. Kemudian terjadi penyebaran virus antar sel yang menyebabkan kerusakan pada nukleus sel-sel epitel olfactorius. Kerusakan ini akan menyebabkan disfungsi olfactoris sehingga menyebabkan terjadinya kehilangan daya pembau.

Penelitian yang dilakukan oleh University College London ditemukan bahwa sekitar 77,7% dari 567 pasien yang positif COVID-19 mempunyai gejala hilangnya kemampuan untuk mencium  bau. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Klopfenstein et al sekitar 47% dari 114 pasien COVID-19 juga memiliki gejala hilangnya kemampuan indra penciuman. Penelitian ini uga menyebutkan bahwa  98% pasien dengan gejala anosmia ini dapat pulih kembali pada hari ke 28.

Dampak anosmia dapat dikatakan cukup signifikan, sebab dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.  Penderita anosmia tidak dapat mencium aroma-aroma termasuk aroma makanan. Gejala ini dapat menyebabkan penurunan nafsu makan. Penderita anosmia juga tidak dapat mencium aroma gas ataupun aroma-aroma lainnya yang beresiko membahayakan penderita.

Dr. Mahatma Sotya Bawono M.Sc, Sp.THT-KL dari Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, mengatakan kemampuan indra penciuman dapat kembali pulih  dari gejala anosmia pada pasien COVID-19 cukup beragam. Saat ini belum ada panduan standar untuk memulihkan gangguan indra pendiuman pada pasien COVID-19. 

Namun, terapi dengan memberikan stimulasi pada indera penciuman dapat diberikan pada pasien dengan gejala anosmia. Terapi ini dapat dilakukan dengan berlatih mengendus aroma-aroma setiap hari. Misalnya dapat berlatih dengan mengedus aroma kopi, aroma terapi, minyak kayu putih, dan  lain-lain. Jika ada gejala anosmia, baik disertai gejala lain atau  tidak, segerakan  memeriksakan diri ke rumah sakit. Identifikasi gejala COVID-19 secara dini perlu dilakukan agar dapat  segera dilakukan langkah pencegahan penyebaran virus ini.

Kasus COVID-19 di Indonesia  kini sedang melonjak. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM sedang diberlakukan. 

Lindungi diri sendiri maupun orang lain dari virus ini dengan melakukan tindakan pencegahan  penyebaran. untuk mencegah penyebaran COVID-19 dapat dilakukan dengan  beberapa cara, seperti rajin mencuci tangan, menjaga jarak aman dengan orang lain, menggunakan  masker, tidak menyentuh wajah, dan tetap dirumah saja jika tidak ada keperluan yang mendesak. Pencegahan lainnya dapat dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan asupan makanan sehat, istirahat yang cukup, melakukan olahrga, serta makan makanan yang dimasak hingga matang. Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika terdapat gejala-gejala COVID-19.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Dwi Martha Nur. 2020. Anosmia pada COVID-19 : Studi Neurobiologi. Junal Kesehatan dan Kedokteran. Vol.2 (1) : 50-56. https://journal.ubaya.ac.id/index.php/kesdok/article/view/3098

Handayani, Diah. Dwi Rendra Hadi, Fathiyah Isbaniah, Erlina Burhan, Heidy Agustin. 2020. Penyakit Virus Corono 2019. Jurnal Respirologi Indonesia. Vol. 40 (2) : 119-129. https://jurnalrespirologi.org/index.php/jri/article/download/101/110

Asuransi Harta. 2021. Anosmia Terkait COVID-19. Diakses pada 6 Juni 2021, Dari https://asuransi-harta.co.id/wp content/uploads/2021/01/Artikel_Kesehatan_Januari_21.pdf

Dokter RSA UGM Jelaskan Anosmia Pada Pasien Covid-19. 2021. Diakses pada 6 Juni 2021, dari https://www.ugm.ac.id/id/berita/20810-dokter-rsa-ugm-jelaskan-anosmia-pada-pasien-covid-19

Halodoc. 2021. Virus Corona. Diakses pada 6 Juni 2021, dari https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun