Mohon tunggu...
Fassya Dwi Putri Nurfauziyyah
Fassya Dwi Putri Nurfauziyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Tadris Ilmu Pengetahuan di Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dampak Patriarki Terhadap Pemberdayaan Perempuan di Negara Berkembang

18 Desember 2024   13:41 Diperbarui: 18 Desember 2024   13:41 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam banyak negara berkembang, sistem patriarki adalah struktur sosial yang menempatkan laki-laki pada posisi dominan dalam politik, ekonomi, atau agama. Struktur ini sangat kuat dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan perempuan. Esai ini akan membahas sikap patriarki terhadap hak-hak perempuan di negara berkembang serta tantangan yang dihadapi dalam upaya mengatasi ketidaksetaraan gender. Dampak sistem patriarki seringkali menghambat pencapaian kesetaraan gender dan akses perempuan terhadap sumber daya dan peluang bersama.

Laki-laki sering dipandang sebagai pemimpin dan pengambil keputusan utama dalam keluarga dan masyarakat karena hierarki gender yang jelas diciptakan oleh hierarki patriarki. Perempuan cenderung dianggap sebagai kelompok minoritas dalam konteks ini karena tugas mereka hanyalah menjaga anak dan mengurus rumah tangga. Hal ini menyebabkan berbagai jenis ketidaksetaraan gender dan mengganggu pemberdayaan perempuan. Salah satu konsekuensi paling signifikan dari patriarki adalah kurangnya akses perempuan ke pendidikan. Di banyak negara berkembang, budaya yang bersifat patriarki percaya bahwa anak laki-laki lebih memerlukan pendidikan daripada anak perempuan. Akibatnya, banyak perempuan tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal. Tanpa pendidikan yang layak, sulit bagi perempuan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan menjadi mandiri secara finansial. Mereka tidak memiliki banyak pendidikan, yang berarti mereka tidak bisa membantu uang, dan mereka tidak percaya diri dalam membuat keputusan penting dalam hidup mereka. Selain itu, patriarki menyebabkan kekerasan berbasis gender. Karena norma sosial yang menormalisasi perilaku agresif terhadap perempuan, perempuan di negara berkembang sering menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga dan seksual. Selain itu, ketidakadilan hukum memperburuk keadaan karena aparat penegak hukum kurang memperhatikan kasus kekerasan terhadap perempuan.

Berbagai program sedang dilakukan untuk memberdayakan perempuan di negara-negara berkembang, meskipun masih ada banyak tantangan. Organisasi non-pemerintah (LSM), pemerintah, dan organisasi internasional memulai program yang berfokus pada pendidikan, pelatihan keterampilan, dan kesadaran akan hak-hak perempuan. Program pendidikan khusus untuk perempuan ini dapat membantu mereka mendapatkan akses lebih baik ke pendidikan formal dan memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja, seperti keterampilan kewirausahaan dan pelatihan teknologi informasi. Untuk pemberdayaan perempuan, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang hak-hak hukum perempuan. Program perlindungan hak-hak hukum membantu perempuan memahami tempat mereka dalam masyarakat dan memberi mereka alat untuk memerangi kekerasan dan diskriminasi berbasis gender. Oleh karena itu, pendidikan dan kesadaran hukum dapat membuat perempuan lebih berdaya untuk membuat keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka.

Di negara-negara berkembang, pengaruh patriarki terhadap pemberdayaan perempuan sangat beragam dan kompleks. Disebabkan oleh struktur sosial yang bersifat patriarki, perempuan tidak dapat berpartisipasi dalam pendidikan, bisnis, kesehatan, dan perlindungan hukum seperti laki-laki. Program pemberdayaan melalui pendidikan, pelatihan keterampilan, dan kesadaran hukum memiliki potensi untuk mengubah keadaan ini, meskipun hambatan-hambatan ini cukup besar. Pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemberdayaan perempuan untuk mencapai kesetaraan gender yang sebenarnya. Kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera dengan mengatasi akar penyebab patriarki dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang, tanpa memandang gender. Program-program ini tidak hanya meningkatkan kemampuan perempuan tetapi juga membantu seluruh masyarakat dengan menciptakan lingkungan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun