Mohon tunggu...
Fasriella Chaterine
Fasriella Chaterine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa aktif di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di Tengah Arus Modernisasi

21 Agustus 2024   19:08 Diperbarui: 21 Agustus 2024   19:09 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negeri dengan segudang keindahan. Mulai dari keindahan alamnya, keberagaman masyarakatnya, hingga keunikan budayanya. Indonesia dengan ribuan pulau yang tersebar di garis khatulistiwa ini membuat banyak sekali budaya yang tercipta dan berkembang. Begitu indah jika dibayangkan bagaimana banyak budaya yang ada di setiap pulaunya. Di tengah kekayaan Indonesia yang berlimpah ini muncul banyak ancam, salah satunya modernisasi.

Sekarang modernisasi sedang mengubah banyak tatanan kehidupan manusia. Perubahan ini tidak hanya terjadi di satu bidang tetapi ada banyak bidang yang terpengaruh. Tentu saja perubahan yang terjadi bukan hanya hal positif tetapi ada juga dampak negatif yang diberikan. Dengan adanya modernisasi ini, kearifan lokal Indonesia mulai pudar dan dilupakan oleh masyarakat kita sendiri. 

Mulai banyak anak-anak muda yang lupa akan budaya mereka sendiri atau mereka tidak tahu tradisi apa yang ada di tanah tempat mereka sekarang berpijak. Bukankah ini sebuah tanda buruk bagi kehidupan Indonesia di ke depannya? Maka dari itu harus ada cara untuk menjaga eksistensi dari budaya Nusantara ini. 

Upaya yang sekarang sedang dilakukan oleh pemerintah adalah melalui bidang pendidikan. Seperti yang kita tahu, kurikulum pendidikan telah diubah menjadi kurikulum merdeka yang berbasis kearifan lokal. Melalui kebijakan ini, pemerintah sedang berusaha untuk menumbuhkan lagi "kepedulian" pelajar terhadap budaya lokal. Kebijakan ini sudah diberlakukan di setiap jenjang pendidikan. Memang kebijakan ini belum 100% terlaksana di seluruh daerah di Indonesia tetapi kebijakan ini sudah menjadi satu langkah baru untuk kembali menumbuhkan rasa cinta pada kearifan lokal di Indonesia.

Munculnya kebijakan baru ini sempat menjadi perdebatan di masyarakat karena menjadi keresahan banyak pihak. Entah keresahan dari siswa itu sendiri atau dari orang tua dari para siswa. Kebijakan ini dirasa memberatkan di finansial para orang tua dan memberatkan siswa karena semakin banyak proyek yang dikerjakan. Berdasarkan keresahan yang muncul itu, sepertinya terjadi salah paham di masyarakat. Kurikulum merdeka ini diwujudkan untuk memperbaiki keadaan di negeri Indonesia.

Dengan keadaan budaya lokal terancam ditinggalkan, justru pemerintah sedang menggerakkan kita sebagai generasi penerus untuk melanjutkan negara. Melalui kurikulum pendidikan yang baru ini, diharapkan dapat menciptakan sebuah kebiasaan baru dan bisa kembali melestarikan budaya lokal.

Kearifan lokal yang mulai tergerus zaman ini diharapkan bisa dapat kembali populer dengan pendekatan melalui bidang pendidikan. Diharapkan kita sebagai generasi penerus bangsa tidak lupa akan budaya yang ada di negara kita sendiri. Budaya adalah satu warisan yang diturunkan tanpa surat warisan, sehingga sudah semestinya kita terus menjaga kearifan budaya lokal kita. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun