Mohon tunggu...
nama ku
nama ku Mohon Tunggu... Penulis - ...

.....

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Semangat Mahasiswa Patani Selatan Thailand di Indonesia

6 Maret 2019   06:16 Diperbarui: 6 Maret 2019   07:07 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulunya mahasiswa Patani Selatan Thailand hanya di beberapa kota besar seperti Jakarta, Jogyakarta, dan Riau, tetapi sekarang sudah menyebar ke beberapa perguruan Tinggi lain seperti UII Jogyakarta, UIN Aceh, IAIN Tulungagung dan UIN Malang, Bandung. Bukan hanya jumlah daerah dan Perguruan Tingginya bertambah, tetapi jumlah mahasiswanya pun bertambah. Mereka memilih Indonesia karena selain relatif dekat dan murah, juga dinilai Studi Islam di Indonesia lebih komperhensif dan moderat. 

Pimpinan komunitas muslim Thailand setiap tahun selalu berkonsultasi dengan Kementerian Agama tentang urusan penentuan awal Ramadhan dan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. 

Selatan Thailand dan Indonesia memiliki banyak persamaan, di antaranya sama-sama diapit benua Australia, China, dan India. Sejarah panjang masuknya Islam di Asia Tenggara, Thailand merupakan tempat persinggahan para penyebar Islam ke Nusantara, baik yang datang dari Timur Tengah maupun melalui India. 

Selatan Thailand adalah wilayah yang amat penting di dalam sejarah Islam di Asia Tenggara. Sebagian besar penduduk Thailand beragama Budha dan Islam di sana termasuk kelompok agama minoritas sebagaimana halnya Kristen, Katoloik, Konghucu, dan Hindu. 

Islam di Thailand mengalami perkembangan pesat. Islam adalah agama minoritas terbesar di sana, melampaui agama-agama minoritas lainnya. Selatan Thailand yang ibu kotanya Pattani dihuni oleh etnik melayu-muslim. 

Di Thailand Selatan sering terjadi konflik perlawanan diantara pergerakan kemerdekaan Patani dengan Pemerintah, karena secara geografis Thailand Selatan tetap bagian dari kepemilikan hak orang muslim Patani, karena secara komunitas muslim mayoritas mendiami wilayah ini. 

Seringkali ada kebijakan pemerintah pusat yang dianggap tidak adil bagi warga Patani (Selatan Thailand) yang mayoritas beragama Islam. Terlebih setelah kerajaan melayu dihapuskan pada tahun 1902, masyarakat melayu dalam keadaan sangat tertekan. Khususnya pada pemerintahan Pibul Songgram (1939-1944), orang-orang melayu-muslim sering merasa didiskriminasikan oleh pemerintah Thailand yang didukung oleh mayoritas Budha. 

Hingga saat ini masyarakat muslim Patani (Pattani sekarang) masih sering merasa ada perlakuan diskriminatif, meskipun selalu dibantah oleh pemerintahnya. 

Dekade terakhir ini posisi politik umat Islam di sana mengalami perlakuan lebih wajar ketimbang sebelumnya. Populasi muslim di Patani yang disebut negeri jajahan Thailand ini, meliputi Provinsi Pattani 80%, Yala 68,9%, Narathiwat, Satun 67,8% juga Songkhla. Semula Thailand masih menjadi satu wilayah kekuasaan di bawah kepemimpinan kerajaan Patani Raya hingga abad ke-12. 

Keadaan berubah setelah Kerajaan Sukhotai berdiri. Di Kerajaan ini banyak umat Islam merasakan berbagai tekanan. Namun demikian, Thailand yang terkenal sebagai negeri Budha, sekarang Kerajaan mulai memberi dukungan terhadap pertumbuhan dan kehidupan umat Islam karena kebijakan yang dulu dianggap kalah dalam urusan politik. 

Tanggung jawab urusan agama Islam di Thailand dipegang oleh seorang mufti yang memperoleh gelar Syaikhul Islam (Chularajmontree). Mufti ini ada di bawah Kementerian Dalam Negeri serta juga Kementerian Pendidikan serta bertanggungjawab terhadap raja. 

Mufti bertugas untuk mengatur kebijakan yang bersangkutan dengan kehidupan muslim, seperti penentuan awal serta akhir bulan Hijriyah. Jumlah kaum muslimin di Thailand mencapai 4.6% dengan statistik terbaru sekitar 4 juta dari total 65 juta jiwa. Kini Islam di Thailand menjadi agama mayoritas kedua setelah Buddha

Ketika mahasiswa Patani Selatan Thailand datang ke Indonesia untuk menuntut ilmu, datangnya mereka adalah bagian dari ukhuwah Islamiah karena sejak dulu sebenarnya masyarakat muslim Nusantara sudah mewarisi hubungan persaudaraan lewat jaringan ulama di Kawasan Asia. 

Pendidikan sesungguhnya adalah garda terdepan untuk merubah status sosial di masyarakat, bahkan agama dan bangsa agar lebih baik. Jika hal ini mampu disadari oleh seluruh mahasiswa Patani yang ada di seluruh tanah rantau, maka tidak akan mereka sia-siakan waktu mereka hanya untuk bersantai-santai, tetapi belajar sungguh-sungguh dan membuka jejaring yang masif dan bermanfaat sebagai bekal kelak di masa yang akan datang. 

Persoalannya adalah, apakah bisa mahasiswa Patani surfival untuk include menjadi bagian integral mentaati aturan Kampus di Indonesia, karena terkendala bahasa misalnya? 

Namun, penulis meyakini sepertinya sifat kejuangan mahasiswa patani untuk terus maju menapaki tangga pendidikan adalah bagian yang tidak bisa tergoyahkan untuk menuju hidup yang lebih baik, betapa tidak saudara-saudara muslim kita di Patani  Selatan Thailand terusik jiwanya ketika sebagian saudara mereka di brondong timah panas oleh tentara pemerintah Thailand karena di anggap melakukan makar dan separatis terhadap pemerintahan. 

Hal ini bisa dinegosiasi dan dimediasi apabila otak lebih dikedepankan dalam mengatasi problem yang terjadi bukan melulu otot dan militerisme yang membabi buta tentunya. 

Persatuan Mahasiswa Islam Patani, Thailand Selatan di Indonesia atau lebih dikenal dengan (HMPI) adalah wadah menghimpun diri mahasiswa Patani untuk melakukan diskusi tentang keadaan warga Patani di Tanah Air, belajar, mengadvokasi, bakti sosial kemasyarakat, gerakan positif yang memberikan makna berarti untuk bangsa dan agama. Maka hendaknya HMPI melakukan komunikasi kolektef dengan semua sistem baik di kampus, maupun komunikasi dengan organisasi eksternal yang ada di negara rantau, manfaatnya pasti banyak, selain membuka jaringan seluas-luasnya, juga memperkokoh ikatan ukhuwah islami antara sesama muslim. 

Tanggung jawab yang riil Mahasiswa Patani sesungguhnya ketika mereka kembali ke Tanah air setelah berjibaku dengan pencarian makna hidup di perantauan adalah memberi andil positif untuk kemajuan masyarakat muslim Patani agar lebih memberi warna hidup tentang makna kebersamaan, persamaan hak warga negara, semangat persatuan dan keadilan yang menyeluruh dan bersifat universal. 

Penulis meyakini basis ikatan alumni mahasiswa Patani, yakni mereka yang dulu pernah kuliah di Indonesia akan lebih progres apabila menghimpun diri kembali untuk bangkit dan berperan dalam prospek kemajuan bangsa di Patani. 

Para alumni yang memeliki nilai lebih entah dalam materi, ataupun karya lain untuk pengembangan adik-adiknya mahasiswa Patani yang baru kembali ke Tanah Air harus memberikan magnet positif untuk merangkul dan berjalan beriringan demi visi persatuan dan persaudaan ukhuwah islami untuk menjunjung kesejahtraan yang lebih menjanjikan. 

Setidaknya yang perlu dilakukan dalam menggalang kembali silaturrahim dengan warga Muslim Patani adalah dengan metode pengorganisasian yang pertama harus dilakukan, minimal sederhananya mencari kontak terlebih dahulu. Setelah itu mengajak diskusi tentang kondisi sosial yang dikaitkan dengan situasi ekonomi politik nasional terkini dan melakukan gerakan yang positif membangun. Baik yang bergerak dalam bidang pendidikan, berwiraswasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, ataupun menjadi aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) tulen yang menaungi segala kegelisahan masyarakat muslim patani di tingkat lokal, nasional, maupun Internasional.

 Akhirnya, apabila kesadaran ini mewujud hanya ada dua pilihan bagi pemerintahan Thailand saat ini: reformasi total birokrasi kelembagaan pemerintahan atau memberikan profit yang optimal bagi seluruh warga negaranya tanpa memandang ras, agama, suku, warna kulit. Semoga saja kesejahteraan dan kedamaian selalu menyelimuti masyarakat Patani di Selatan Thailand . 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun