Meski berkali-kali Kau menjatuhkan, aku tak akan pernah berada dalam kesedihan. Bukankah Engkau memang menciptakan kekuatan baja mengelilingi retakan di sekujur tubuhku? Meski cacian dilempar ke mukaku, aku tak akan pernah menyerahkan impian-impian yang susah payah kuperjuangkan. Bahkan meski berkali-kali sakit merumah di dadaku, aku tak akan pernah membiarkan siapapun juga mengambil alih hidupku.
Aku tahu, Engkau sengaja mengujiku. Ingin tahu seberapa besar keinginanku untuk menang. But I’m not a loser, God. Meski Kau sengaja menyengalkan napas, aku tak akan begitu saja terhempas. Aku tak pernah meminta satuan semacam perhatian, sebab hal-hal semacam itu bukan tabiatku. Aku lakukan sendirian sampai titik darah penghabisan. Akan tetap ku lakukan meski Kau masih juga mendorongku untuk jatuh lebih dalam, aku lebih percaya itu bagian dari penundaan. Kebahagiaan, dan semua yang belum Kau kabulkan pasti sudah Kau susun dengan begitu sempurna di akhir cerita.
Meski Kau membawa seribu alasan untuk membuatku meninggalkan-Mu, tak kan pernah membuat jalanku menyimpang. Sebab aku tahu Kau tebing paling kokoh, Kau tetap menjadi bahu paling nyaman, atau peluk paling hangat untuk kuberdiam. Maka, teruskanlah membuatku merasa ingin mencicipi kematian. Karena sampai separuh nyawaku pun Kau ambil, aku tetap jadi yang paling hebat bertahan. Meski sendirian, meski sendirian….
Iya, meski semua orang melihatku dengan hinaan, atau meludahiku dengan penuh kebencian aku tetap tak akan pernah menyilangkan aturan. Ketahuilah, Tuhan…. aku hamba-Mu yang paling percaya dengan keajaiban dan naskahmu; skenario Tuhan yang begitu sempurna.
Source for Pembacaan Puisi:Â http://fasihhradiana.blogspot.com/2013/03/dear-god-im-not-loser.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H