Mohon tunggu...
Fasih Radiana
Fasih Radiana Mohon Tunggu... -

Kalimatku sederhana, hanya ingin berbagi cinta lewat sederet kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Menemukanmu

24 Juli 2011   07:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com



"Sederhana" itu seperti membiarkan bumi berputar, tak usah kau pikirkan karena ia punya sistem yang menggerakan polanya sendiri.
Kalimat yang aku adopsi dari seorang yang sumpah, aku juga tak mengenalnya. Hanya saja kalimat itu menarik separuh nyali ku bergerak memahaminya.
Nggak tau kenapa bisa begini. Aku menemukan kalimat itu bersamaan dengan sesuatu. Yang menjadikan airmataku jatuh lagi. Dan lagi-lagi menyeretku jauh lebih dalam ke dalam hidup seseorang. Aku semakin ingin memahami keadaan, keadaan yang tak ingin diketahui. Aku mulai mengerti satu hal, niat baik akan mempertemukan kita dengan sesuatu yang jadi tujuan kita. Entah dari sudut arah yang mana, God always gives me miracles.
Atensi untuk mendalaminya makin besar, aku yakin aku kuat mencari sesuatu itu lebih dalam. Aku menyambut uluran tanganmu untuk melihatmu tersenyum bersamaku, nanti. Suatu saat kamu pasti paham maksudku. Perbedaan menjadi sesuatu yang akan melekatkan kita. Pasti. Aku percaya nanti kamu akan tahu juga.
Aku pikir kamu juga pasti bisa, dia bisa, kamu juga harus melakukannya. Biar Allah yang bicara. Aku hanya akan berdoa, dan melihat dari kejauhan untuk sebuah ketenangan. Aku untuk kamu, untuk merengkuh sebuah tujuan besar yang berbatasan dengan tembok penghalang. Hal yang belum pernah ku lakukan sebelumnya, dan akan ku lakukan untukmu. Walaupun kamu takan pernah menyadari itu. Atau tak akan menyadarinya.
Banyak perbedaan yang justru menjadi lem paling rekat. Aku harap itu juga terjalin kli ini. Yang mesti indah
perlahan mengikuti alur jarum jam. Bukan ke arah yang berlawanan. Percayalah, Aku tak sedang bermain-main. Aku juga tak pernah mempermainkan perkataanku. Lihat, lihat waktunya nanti. Justru kamu yang akan membawaku jauh lebih suci. Karna hari ini, sesuatu yang aku yakin benar itu pasti terjadi. Dan Allah mengiyakan permohonan hambanya yang berserah.
Kali ini, yang selanjutnya adalah kamu. Jangan pernah melepaskan senyummu di hadapku. Meski kakimu tak sempurna melangkah di depanku, tapi aku ingin senyummu kian rekah mengembang. Meski sulit, sekali lagi kamu harus percaya. Aku akan mencari semua yang memang perlu aku tahu.
Dan itu caraku. Mengatur hela nafas panjang dengan derap langkah yang menggema seantero jagad. Dan tanpa ku beri penjelasan, kamu pasti mengerti itu nanti. Sebentar lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun