Kasih sayang orang tua tidak akan pernah bisa di artikan, di gambarkan dengan sebuah pensil dalam kanvas, bahkan di hitung menggunakan rumus matematika apapun tetap takan pernah menemui akhir. Itu yang saya rasa selama ini, bahkan mungkin oleh semua anak di dunia. Sebuah sikap melebihi pahlawan dengan senyum di raut mukanya tanpa menampakan rasa lelah sedikitpun . tampak tak pernah ada keluh mereka selalu menjadi petarung dan pemeran handal dalam memainkan peran sebagai orang tua. Khususnya ibu wanita anggun dengan paras yang menyejukan hati, memberi ketenangan dalam jiwa, selalu memeluk ketika aku menangis tersendu, memandikanku ketika aku kotor, selalu tersenyum ketika aku nakal mesiki dalalm hati kadang mereka geram namun tak nampak, dia hanya memendam dan menjadikan kekesalan sebagai sebuah doa untuk anaknya tercinta.
Ibu terimakasih untuk doamu, untuk keringatmu yang mengucur deras disaat merawatku, untuk setiap curahan kasih sayangmu yang tiada akhir, apa yang bisa aku perbuat untuk membalas semua jasamu? Aku yang lemah tanpa doamu ini hanya bisa berharap semoga kau bahagia, sehat dan selalu menjadi penerang dalam kehidupanku ini. Ibu tanpamu aku hampa, tanpamu aku bagaikan secarik kertas tanpa sampul, kau yang membuatku berusaha lebih baik sekarang, kau yang menjadikan ku pria dewasa yang tangguh, dengan doamu aku melangkah dan dengan harapanmu aku berjalan menyusuri gersangnya kehidupan yang tanpa batas dan tiada tempat bersandar untuku. Hanya doa yang bisa aku panjatkan untukmu ibu, dengan sedikit kebahagian yang aku miliki aku kan berusaha membuatmu selalu tersenyum. Memberimu kebahagian meski tak seperti kebahagian yang kau berikan padaku, aku kan berusaha ibu, berusaha menjadi yang terbaik untukmu...
Selamat hari ibu, I LOVE YOU MOM....
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H