Mohon tunggu...
Fasha Sabrina
Fasha Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga, Prodi Kedokteran Hewan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jangan Salah Sangka, Kucing Peliharaan Kita Ternyata Memiliki Sejarah yang Panjang lho

14 Juni 2022   19:16 Diperbarui: 14 Juni 2022   19:29 1801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai kucing memang tidak ada habisnya. Hewan yang memiliki nama latin Felis silvestris catus ini merupakan salah satu hewan peliharaan populer di seluruh penjuru dunia. Tingkahnya yang lucu dan menggemaskan membuat pecintanya terhibur serta rela menghabiskan waktu bersama dengan si kucing. Namun siapa sangka dibalik tingkah lakunya tersebut rupanya kucing menyimpan perjalanan panjang yang perlu diketahui khusunya bagi para pecinta kucing.

Kucing telah menjadi bagian dari kehidupan manusia kurang lebih sejak 5.000 tahun SM. Dahulu, kucing seringkali digunakan oleh orang Mesir Kuno untuk menjaga dan melindungi toko pangan dan lumbung padi dari serangan hewan pengerat seperti tikus yang dapat merugikan. Biasanya, kucing-kucing tersebut berasal dari kucing besar dan liar yang didomestikasi oleh penduduk Mesir Kuno. Domestikasi adalah suatu proses budi daya perubahan genetik pada hewan maupun tumbuhan yang dilakukan oleh manusia. Proses domestikasi membutuhkan waktu yang lama karena melibatkan seleksi alam dan pemuliaan (perbaikan keturunan) untuk menghasilkan spesies baru. Seorang peneliti bernama Claudio Ottoni dari University of Rome menyebutkan domestikasi kucing terjadi selama dua kali yakni, di Timur Tengah dan kemudian di Mesir. Selain itu ia juga menyebut bahwa kucing domestik memiliki nenek moyang yang sama, yaitu kucing liar Afrika Utara atau Asia Barat. Para peneliti juga mencari bukti-bukti kuat terkait dengan hubungan kekeluargaan kucing domestik dengan cara mengekstrak DNA mitokondria yang berasal lebih dari 200 kucing purba dari berbagai kuburan dan situs purba kala. 

Hasilnya didapatkan bahwa kucing purba memiliki kaitan yang secara kuat dengan DNA kucing peliharaan saat ini. Usaha domestikasi kucing juga didukung dengan ditemukannya kerangka kucing yang dikuburkan bersama dengan manusia di sebuah :makan di Shillourokambos Cyprus. Proses domestikasi ini biasanya meliputi penjinakan dengan cara memberi perlakuan yang membuat kucing tersebut merasa nyaman, salah satunya dengan memberi makan. Melalui makanan yang diberikan, kucing akan mulai mengendus, menyentuh, dan mengenali lingkungan sekitarnya kemudian secara bertahap akan menjadi lebih adaptif. Namun tentu saja dibutuhkan waktu yang panjang hingga dapat membentuk kucing peliharaan dengan beragam ras seperti saat ini. 

Meskipun demikian, kucing juga dapat berperilaku agresif ketika dirinya berada pada kondisi yang kurang baik. Diperlukan pemeriksaan kesehatan secara berkala serta ditambah dengan menjaga kebersihan kandang. Selain itu juga kucing perlu diajak bermain dan tidak disarankan untuk berada diluar terlalu lama. Hal ini dikarenakan dapat meningkatkan resiko penularan parasit dan penyakit lainnya. Kucing yang terinfeksi dapat menularkannya kepada manusia melalui cakaran, feses, dan kontak langsung. Untuk itu pemilik kucing juga harus memperhatikan kebersihan, kesehatan dan mengelola tingkat stress pada kucing untuk menjaganya tetap sehat dan terhindar dari serangan parasit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun