Mohon tunggu...
FaruQ Juy
FaruQ Juy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapa Penghuni Tempat antara Surga dan Neraka?

5 Oktober 2018   18:39 Diperbarui: 5 Oktober 2018   21:01 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selain bebrapa pendapat yang dikemukakan para tokoh Mu'tazilah, terdapat prinsip-prinsip dasar Mu'tazilah yang selalu di pegang erat oleh mereka. Asas dan landasan itu mereka sebut dengan Al-Ushul al-Khamsah ( lima landasan pokok ). Dari kelima prinsip ini, tiga prinsip pertama merupakan ajaran Wasil bin 'Atha. Ajaran-ajaran lainnya dikukuhkan oleh para penerusnya, dan bahkan ajaran Wasil sendiri disempurnakan oleh muridnya. Prinsip-prinsip tersebut ialah :

Prinsip Tauhid.

Tauhid adalah dasar islam pertama. Sebenarnya tauhid ini bukan milik khusus golongan Mu'tazilah, tetapi Mu'tazilah mengartikan tauhid lebi spesifik, yaitu Tuhan yang harus disucikan dari segala sesuatu yang dapat mengurangi arti kemahaesaan Allah. Untuk memurnikan keesaan Tuhan, Mu'tazilah menolak konsep tuhan memiliki sifat-sifat. Menurut Mu'tazilah sifat adalah sesuatu yang melekat. .( Burhanuddin, 2016, hal:106 ).

Karena adanya prinsip-prinsip ini, maka musuh-musuh Mu'tazilah menggelari mereka dengan " Mu'atthillah " , sebab mereka telah meniadakan sifat-sifat tuhan dan menghapuskannya. Sedangkan kaum Mu'tazilah bsendiri menyebut diri mereka dengan " Ahl al-adli Wa al-Tauhid "  ( pengemban keadilan dan ketauhidan ).( Burhanuddin, 2016, hal:106 )

Al-Adl ( keadilan Allah )

Paham keadilan yang dikehendaki Mu'tazilah adalah bahwa Tuhan tidak menghendaki keburukan, tidak menciptakan perbuatan manusia dan manusia dapat mengerjakan perintah-perintahnya dan meninggalkan larangan-larangannya dengan kekuasaan yang ditetapkan tuhan pada diri manusia itu. 

Tuhan tidak memerintahkan sesuatu kecuali menurut apa yang dikehendakinya. Ia hanya menguasai kebaikan-kebaikan yang diperintahnya dan tidak tahu menahu dari keburukan-keburukan yang dilarangnya.( Moeshtar, 2013, hal:108 ).

Melalui prinsip Al-Adl, kaum mu'tazilah ingin mensucikan perbuatan Tuhan dari persamaan dengan perbuatan makhluknya, karena Tuhan maha sempurna maka Tuhan pasti adil. Ajaran ini bertujuan menempatkan Tuhan benar-benar adil menurut sudut pandang manusia. 

Dan mereka yakin bahwa Allah itu maha adil, maka Dia tidak akan menindas makhluk-makhluknya. Prinsip seperti ini pada dasarnya memang disepakati umat Islam, tidak ada satupun di antara mereka yang menentang dan mempersoalkan tentang keadilan sang Ilahidalam tataran substansi. .( Burhanuddin, 2016, hal: 108 )

Al-Wa'd Wal Wa'id ( janji dan ancaman Allah )

Tuhan yang maha Adil dan Bijaksana, tidak akan melanggar janjiNya. Kaum Mu'tazilah yakin bahwa janji dan ancaman pasti terjadi, yaiitu janji tuhan berupa pahala ( surge ) bagi orang yang berbuat baik, dan ancamannya yang berupa siksa ( neraka ) bagi yang berbuat durhaka. Begitu pula janji Tuhan member pengampunan bagi orang yang bertaubat.( Burhanuddin, 2016, hal:109-110 ).

Menurut kaum Mu'tazilah, wajib bagi Allah untuk memenuhi janjinya, ( Al- wa'd )  bagi pelaku kebaikan agar dimasukkan kedalam surgadan melaksanakan ancamannya ( Al-wa'd ) bagi pelaku dosa besar agar dimasukkan kedalam neraka, kekal abadi di dalamnya, meski siksa yang diterimanya lebih ringan dari pada siksa orang kafir. Atas pandangannya ini, mereka menyebut dirinya dengan  Wa'idiyyah. .(Moeshtar, 2013, hal: 108 ).

Al-Manzilah Baina Al- Manzilatain

Secara harfiah, berarti posisi diantara dua posisi. Menurut mu'tazilah maksudnya adalah suatu tempat antara Surga dan Neraka sebagai konsekwensi dari pemahaman yang mengatakan pelaku dosa besar adalah fasik. .( Moeshtar, 2013, hal: 108 ). 

Pokok ajaran ini adalah orang islam yang melakukan dosa besar selain syirik dan belum bertaubat dia tidak dikatakan mukmin dan tidak pula dikatakan kafir, tetapi fasik. Hal ini karena keimanan menurut adanya kepatuhan kepada Tuhan dan tidak cukup hanya pengakuan dan pembenaran saja.( Burhanuddin, 2016,hal :110 ).

Dalam konteks ini, timbul sebuah pertanyaan, "  Siapakan yang di sebut kafir oleh aliran  Mu'tazilah ?". Menurut mayoritas kaum Mu'tazilah, orang yang tidak patuh terhadap yang wajib dan yang sunat di sebut pelaku maksiat. Mereka membagi maksiat menjadi dua bagian, yaitu maksiat besar dan maksiat kecil. Maksiat besar ini dinamakan kufur. Adaoun yang membawa seseorang pada kekufuran ada tiga macam, yakni (1) seseorang yang menyamakan Allah dengam makhluknya, (2) seseorang yang menganggap Allah tidak Adil dan dzalim. (3) seseorang yang menolak eksistensi nabi Muhammad yang menurut nash telah di sepakati kaum muslimin. .( Burhanuddin, 2016, hal :110 ).

Al-Amru bil ma'ruf wa an-Nahyu an al-Munkar

Dengan berpegang teguh kepada QS. Ali Imran : 104 yang artinya:

" Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang am'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang berunrung". ( QS.Ali Imran : 104 ) .( Moeshtar, 2013, hal: 108-109 )

Kaum Mu'tazilah sepakat mmengatakan bahwa akal manusia sanggup membedakan yang baik dan mana yang buruk, sebab sifat-sifat yang  baik dan buruk itu dapat di kenal. Dan manusia berkewajiban memilih yang baik dan menjauhi yang buruk. .( Burhanuddin, 2016, hal 111 ).

Dari paparan barusan dapat disimpulkan bahwa kelima prinsip tersebut merupakan standart bagi kemu'tazilahan seseorang. Artinya, seseorang baru dikatakan Mu'tazilah jika dia menganut dan mengakui kelima hal tersebut,dan jika dia tidak mengakui salah satunya atau menambahnya satu hal saja, maka orang ini tidak pantas menyandang nama Mu'tazilah. .( Burhanuddin, 2016, hal 111 ).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun