Selain bebrapa pendapat yang dikemukakan para tokoh Mu'tazilah, terdapat prinsip-prinsip dasar Mu'tazilah yang selalu di pegang erat oleh mereka. Asas dan landasan itu mereka sebut dengan Al-Ushul al-Khamsah ( lima landasan pokok ). Dari kelima prinsip ini, tiga prinsip pertama merupakan ajaran Wasil bin 'Atha. Ajaran-ajaran lainnya dikukuhkan oleh para penerusnya, dan bahkan ajaran Wasil sendiri disempurnakan oleh muridnya. Prinsip-prinsip tersebut ialah :
Prinsip Tauhid.
Tauhid adalah dasar islam pertama. Sebenarnya tauhid ini bukan milik khusus golongan Mu'tazilah, tetapi Mu'tazilah mengartikan tauhid lebi spesifik, yaitu Tuhan yang harus disucikan dari segala sesuatu yang dapat mengurangi arti kemahaesaan Allah. Untuk memurnikan keesaan Tuhan, Mu'tazilah menolak konsep tuhan memiliki sifat-sifat. Menurut Mu'tazilah sifat adalah sesuatu yang melekat. .( Burhanuddin, 2016, hal:106 ).
Karena adanya prinsip-prinsip ini, maka musuh-musuh Mu'tazilah menggelari mereka dengan " Mu'atthillah " , sebab mereka telah meniadakan sifat-sifat tuhan dan menghapuskannya. Sedangkan kaum Mu'tazilah bsendiri menyebut diri mereka dengan " Ahl al-adli Wa al-Tauhid " Â ( pengemban keadilan dan ketauhidan ).( Burhanuddin, 2016, hal:106 )
Al-Adl ( keadilan Allah )
Paham keadilan yang dikehendaki Mu'tazilah adalah bahwa Tuhan tidak menghendaki keburukan, tidak menciptakan perbuatan manusia dan manusia dapat mengerjakan perintah-perintahnya dan meninggalkan larangan-larangannya dengan kekuasaan yang ditetapkan tuhan pada diri manusia itu.Â
Tuhan tidak memerintahkan sesuatu kecuali menurut apa yang dikehendakinya. Ia hanya menguasai kebaikan-kebaikan yang diperintahnya dan tidak tahu menahu dari keburukan-keburukan yang dilarangnya.( Moeshtar, 2013, hal:108 ).
Melalui prinsip Al-Adl, kaum mu'tazilah ingin mensucikan perbuatan Tuhan dari persamaan dengan perbuatan makhluknya, karena Tuhan maha sempurna maka Tuhan pasti adil. Ajaran ini bertujuan menempatkan Tuhan benar-benar adil menurut sudut pandang manusia.Â
Dan mereka yakin bahwa Allah itu maha adil, maka Dia tidak akan menindas makhluk-makhluknya. Prinsip seperti ini pada dasarnya memang disepakati umat Islam, tidak ada satupun di antara mereka yang menentang dan mempersoalkan tentang keadilan sang Ilahidalam tataran substansi. .( Burhanuddin, 2016, hal: 108 )
Al-Wa'd Wal Wa'id ( janji dan ancaman Allah )
Tuhan yang maha Adil dan Bijaksana, tidak akan melanggar janjiNya. Kaum Mu'tazilah yakin bahwa janji dan ancaman pasti terjadi, yaiitu janji tuhan berupa pahala ( surge ) bagi orang yang berbuat baik, dan ancamannya yang berupa siksa ( neraka ) bagi yang berbuat durhaka. Begitu pula janji Tuhan member pengampunan bagi orang yang bertaubat.( Burhanuddin, 2016, hal:109-110 ).