Tampangmu sungguh indah kupandang, senyummu membawa kesejukan yang akan selalu ku kenang, tawamu menjadikan tangis tak karuan menghilang.
Tapi semua itu sudah menghilang ditelan ombak tak karuan.
hanya tersisa cinta yang terus saja melekat dalam jiwa yang tak lagi tentram.
ingin rasanya ku memilikimu, tapi aku sadar itu hanyalah lamunan bodoh dari otakku.
tapi jujur, mencintaimu adalah hal terindah bagiku, ingin rasanya ku tetap pada cintaku ini.
menetap walau sakit terus mengguyur jiwa ini, menetap walau sudah pasti tak akan dapat ku miliki.
Aku akan tetap, tetapi bukan menjadi penduduk hatimu, melainkan menjadi penikmat tetapmu, mutiaraku yang hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H