Mohon tunggu...
Farsya Calosa Setiadi
Farsya Calosa Setiadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - just trying to learn and learn

Mahasiswa Universitas Padjadjaran Program Studi Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Kenaikan BBM yang Menyiksa Rakyat Kecil

14 Oktober 2022   10:00 Diperbarui: 14 Oktober 2022   10:08 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perubahan tidak selalu baik, meskipun dapat terjadi karena sebuah keterpaksaan, keharusan, bahkan kewajiban, pastinya terdapat pihak-pihak yang dirugikan. Salah satunya di Indonesia mengenai kebijakan pemerintahan dengan menaikan harga BBM. Keputusan pemerintah untuk menaikan harga BBM ini sangat menyiksa rakyat. Berbagai latar belakang terjadi sehingga pemerintah terpaksa untuk melakukan hal tersebut. kenaikan BBM ini dilakukan karena harga minyak mentah dunia telah melonjak melebihi USD100 per barelnya. 

Perlu diketahui juga jenis BBM Pertamax yang termasuk bahan bakar nonsubsidi, target konsumennya ialah masyarakat kelas atas, atau menengah ke atas. Namun tidak dapat dipungkiri, harga BBM Pertamax bisa membuat para konsumennya beralih ke BBM Pertalite karena harganya yang melonjak tinggi dan sudah tidak masuk akal. Dengan peralihan konsumen Pertamax ke Pertalite ini, tentunya memberikan dampak fatal, seperti terbatasnya ketersediaan BBM dan pemerintah juga pastinya makin menanggung BBM Subsidi yang lebih besar lagi. Seperti halnya pemerintah yang mengatur kebijakan ini dengan tujuan awalnya untuk menyelesaikan permasalahan, akan tetapi malah membuat masyarakat terkena dampaknya, terpuruk, dan menyiksa bahkan pemerintahannya pun ikut terkena dampaknya. 

 Kenaikan BBM ini berpengaruh terhadap alokasi subsidi BBM yang semakin membengkak, bahkan APBN pun bisa terkena dampaknya, akan terbebani. Padahal alokasi subsidi BBM dilihat mampu dialihkan untuk sektor lainnya yang bisa lebih produktif demi mengembangkan sektor EBT atau Energi Baru Terbarukan. Kenaikan BBM ini malah menimbulkan permasalahan baru, seperti ketidaktepatan target penerima subsidi, masih banyak masyarakat menengah ke atas yang memakai BBM khusus masyarakat menengah ke bawah. 

Kemudian, ternyata pengawasan bagi implementasi kebijakan subsidi tersebut berdasarkan barang juga masih belum optimal. Dan yang lebih parahnya lagi, terjadi fluktuasi terhadap harga minyak mentah dunia serta nilai tukar rupiah. Selain itu, bisa menyebabkan potensi risiko fiskal yang disebabkan oleh kebijakan penyesuaian harga yang tidak jelas. Kondisi BBM sekarang yang terancam adalah peran dan keberadaan BBM Pertalite, karena sekarang Pertalite menjadi pemeran utama dalam sektor bahan bakar. Ibarat tulang punggung dan sumber penunjang kehidupan masyarakat bagi yang memiliki kendaraan roda dua dan roda empat. Sehingga hal ini terjadi dan dapat menyebabkan kelangkaan BBM Pertalite. Jika itu terjadi, maka akan terjadi kerusuhan, ketimpangan, dan hal-hal buruk lain. Dilihat dari kondisi saat ini dengan kenaikan BBM saja telah menyebabkan kerusuhan. Tidak hanya berdampak pada masyarakat, akan tetapi mahasiswa pun ikut merasakan.

 Pada bulan September 2022, saya sebagai salah satu mahasiswa Ilmu Politik Universitas Padjadjaran ikut serta dalam aksi demo BBM di depan gedung DPRD Jawa Barat, tepatnya di kota Bandung. Kami memprotes kenaikan BBM untuk merepresentasikan suara rakyat. Rakyat banyak yang tersiksa dan terpuruk karena penerapan kebijakan ini. Kemiskinan dimana-mana, rasanya dengan kenaikan BBM ini masyarakat benar-benar seperti tertampar dan terpuruk. Dari segi kehidupan dan kebiasaannya, bisa saja jadi berubah. Melihat masyarakat miskin, yang mencari nafkah untuk keluarganya, untuk makan saja sudah susah, ini ditambah kenaikan bahan bakar. 

Bagaimana jika bahan bakar satu-satunya penunjang mata pencaharian rakyat khususnya seperti ojek menjadi kehilangan pelanggannya karena kenaikan BBM? Dan bagaimana jika ia memiliki anak yang disekolahkan hanya dengan penghasilannya dari ojek? Mungkin sekarang penghasilannya menurun, tidak sebanyak sebelumnya. Nantinya hal tersebut berpengaruh terhadap keluarganya. Saya pernah menanyakan hal ini, banyak pekerja kantoran, buruh pabrik, yang hidupnya mungkin tidak seberuntung kita, berada di titik bawah harus menjadi ojek. Menafkahi keluarganya, menyekolahkan anaknya, dan sebagainya. Sebagian ojek hanya bekerja sebagai ojek, mereka menggantungkan dirinya terhadap pekerjaan ini. Kemudian, melihat kondisi antrean di SPBU jalur Pertamax menjadi sepi. Sedangkan jalur pengisian BBM Pertalite sangat ramai. Pastinya pemasukan BBM Pertalite juga lancar. Namun hal tersebut perlu diawasi karena bisa saja terjadi kelangkaan. 

Selain itu, dengan adanya kenaikan harga BBM Pertamax juga dapat menyebabkan inflasi yang cukup tinggi di tahun 2022 ini. Pada intinya, yang paling terdampak dengan adanya kenaikan BBM ini adalah masyarakat miskin. Mungkin yang paling membuat masyarakat terpuruk adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan BBM. Mulai dari gandum, minyak sawit, jagung, dan lainnya mengalami inflasi yang tinggi. Dengan adanya inflasi ini menyebabkan peningkatan pada jumlah penduduk miskin karena sangat berpengaruh pada penghasilan dari setiap rumah tangga miskin. Hal ini dapat terjadi juga ketika pendapatan masyarakat menuju pendapatan tergolong kurang atau sudah tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarganya maka mereka akan menjadi penduduk miskin baru. Kenaikan BBM ini cukup membuat banyak permasalahan baru, bahkan yang dulu belum selesai seperti tingkat kemiskinan yang tinggi masih ada dan meningkat hingga sekarang, permasalahannya sangat kompleks, pemerintah harus menyiapkan strategi-strategi untuk menyelesaikan permasalahan ini, khususnya dengan melihat dari perspektif masyarakat miskin di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun