Selain bentuk arsitektur, Masjid Mataram Kotagede juga dipenuhi dengan simbol-simbol yang mencerminkan nilai-nilai Islam dan filosofi Jawa. Simbol-simbol ini menjadi perwujudan dari upaya masyarakat Jawa untuk tetap mempertahankan kearifan lokal mereka sambil menerima ajaran Islam.
Nilai Nilai Luhur dan Budaya yang Terjaga
Tradisi Sekaten Salah satu tradisi yang erat kaitannya dengan Masjid Mataram Kotagede adalah Sekaten. Sekaten adalah perayaan yang dilaksanakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Meskipun perayaan ini berakar dari ajaran Islam, Sekaten di Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh adat istiadat Jawa. Upacara ini melibatkan gamelan Sekaten yang dimainkan di dalam kompleks masjid, prosesi Grebeg Maulud, serta berbagai upacara lainnya. Dalam konteks Sekaten, Masjid Mataram Kotagede menjadi pusat kegiatan masyarakat, yang tidak hanya melibatkan umat Islam, tetapi juga masyarakat dari berbagai latar belakang. Sekaten adalah contoh nyata bagaimana Islam di Jawa dipraktikkan dengan cara yang menghormati dan mengakomodasi tradisi lokal. Tradisi Ziarah dan Selamatan Selain Sekaten, tradisi ziarah dan selamatan juga menjadi bagian penting dari kehidupan keagamaan di Masjid Mataram Kotagede. Selamatan adalah tradisi yang dilakukan untuk mendoakan keselamatan seseorang atau untuk memperingati peristiwa tertentu, seperti kelahiran, pernikahan, atau kematian. Dalam Islam, doa bersama ini dianggap sebagai amalan baik, sementara dalam tradisi Jawa, selamatan memiliki makna sebagai cara untuk mempererat hubungan sosial dan sebagai bentuk pengakuan terhadap keberadaan leluhur. Di Masjid Mataram Kotagede, selamatan dilakukan di berbagai kesempatan, termasuk saat memperingati hari-hari besar Islam.Â
Penulis Muhammad Farros Murtadho dan Dhani Hidayat Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H